Peristiwa

Buruknya Kwalitas Hotmik Desa Mejoyolosari, Patut Dipertanyakan Sistem Pengerjaannya Dan Anggarannya

JOMBANG, DORRONLINENEWS.COM – Korupsi selalu merupakan praktik yang melibatkan ragam jaringan aktor, dengan variasi strategi yang selalu berubah – ubah serta berdampak multidimensi. Khusus dalam sektor PBJ (Pengadaan barang dan jasa), perilaku koruptif sulit di berantas bukan sekedar karena belum optimalnya manajemen tata kelola, melainkan karena ia berakar dalam ekonomi politik.

Dampak korosif kolusi di sektor ini selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan berkolerasi terhadap rendahnya realisasi investasi, hal ini juga merusak daya dukung sosial ekonomi masyarakat. Seperti yang terjadi pada pengerjaan pengaspalan hotmix di ruas jalan Desa Mejoyolosari Kecamatan Gudo sudah terlihat rusak, menunjukkan kualitasnya buruk .

Menurut salah seorang sumber yang kebetulan dulunya seorang kontraktor, mengatakan “persoalannya yang tidak asing ini terjadi bukan hanya karena kurangnya anggaran pembangunan jalan hotmix itu, melainkan karena diduga ada korupsi dalam pengerjaan pada proyek, jadi kalau bicara soal proyek apa saja, disitu pasti ada korupsi, karena yang di gunakan adalah uang negara, jadi kalau ada pejabat yang terkait penanganan masalah proyek ngomong sok jujur itu munafik. Seperti pada pengerjaan pada proyek jalan hotmik di Desa Mejoyolosari Kecamatan Gudo itu” ujarnya.

“Selain itu adanya dugaan pada modus proyek jalan hotmix tersebut, dari anggarannya 7%- 15% keuntungan kontraktor, kurang lebih 7% untuk komitmen kepastian anggaran, kurang lebih 20% untuk komitmen fee proyek, sedangkan untuk dugaan adanya laporan dan lain- lain menghabiskan 5% dari nilai proyek. Seperti pada proyek hotmik di Desa Mejoyolosari, diduga pada titik rawan korupsi. Dugaannya adalah pada perencanaan dan penganggaran, pengadaan internal yang lemah ” ujarnya

Sementara itu pada pantauan tim media, Senin (20/1/25), jalan hotmik yang belum lama selesai di kerjakan sudah mengalami kerusakan. Disitu masyarakat sudak paham, bahwa pada pengerjaan proyek hotmik tersebut kuat adanya dugaan korupsi.

Kerusakan hasil pantau tim media ini, paling banyak di bagian pinggir jalan hotmik, yang terlihat kurang padat atau kelihatan pori porinya, diduga akibat proses pengerasan menggunakan alat berat tak maksimal.

Perlu diketahui, ini menunjukkan kwalitas kontraktornya dalam pengerjaannya juga kurang bermutu. Selain pori porinya lebar, pinggir jalan hotmik sudah mengalami retak, diduga kontraktor hanya mengedepankan kecepatan selesai pekerjaan tanpa memikirkan mutu, tapi mengedepankan ke untungan demi perutnya.

Untuk menggali informasi terkait kejanggalan tersebut, tim media mencoba menghubungi Kabid PKP Dinas Perkim Jombang.

Saat di konfirmasi lewat sambungan seluler, Ahmad Rofiq Ashari selalu Kabid Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) hanya menjawab kalau yang mengerjakan PT. Asri Jaya, saat di singgung terkait anggarannya berapa, volumenya berapa Rofiq tidak menjawab, terkesan ada yang di sembunyikan.

Atas kejadian tersebut Totok “BIDIK” selaku ketua MIO (Media Independen Online) Jombang mengatakan, ” lapis pengerasan aspal merupakan bagian dari struktur jalan yang masih banyak di gunakan, penyebab kerusakan aspal pada jalan di sebabkan kerusakan pada jalan yang ada di bawah lapis pengerasan aspal pada jalan. Penyebab kerusakan pada lapis pengerasan aspal juga bisa di sebabkan oleh faktor struktur di bawahnya. Dalam hal ini atas kwalitas buruknya proyek jalan hotmik di Desa Mejoyolosari, semua pihak harus bertanggung jawab. Tidak hanya kontraktor saja, melainkan stackholder lain juga bertanggung jawab seperti konsultan pengawas, PPK, kuasa pengguna anggaran, Pengguna anggaran. Terangnya

Selain itu berapa kadar aspal, karena dari kadar aspal di acc oleh konsultan pengawas dan kontraktor tidak boleh mengubah kadar aspal. Karena itu patut di curigai dengan kadar aspalnya”. Ujarnya.
(Bersambung)
(Pras)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close