Empat Tehnologi Pengendalian Populasi Tikus Diterapkan Di Wilayah Kabupaten Lumajang
LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Para petani di Lumajang saat ini tengah menghadapi masalah serius dengan merajalelanya hama tikus yang menyerang tanaman padi mereka. Serangan hama ini telah menyebabkan kerugian yang signifikan bagi para petani, mengancam hasil panen dan pendapatan mereka. Khususnya desa Sememu, kecamatan Pasirian, kabupaten Lumajang yang sekarang dilakukan pengendalian hama tikus.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Bidang Pangan di Dinas Pertanian Lumajang, Arif melalui Matasan selaku Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mencegah berkembangnya populasi tikus. “Kami selaku UPT Proteksi Jawa Timur, dalam rangka gerakan pengendalian hama Tikus yang atas dasar laporan dari lapangan, kami tadi sudah. memahami kesulitan yang dihadapi oleh para petani, dan kami berkomitmen untuk membantu mereka mengatasi masalah ini”, ujar Matasan.
“Kami tadi membawa 4 tehnologi, 1. Rubuhan (Rumah Burung Hantu) perlu digalakkan, 2. Emposan yang sekarang dilakukan, 3. Umpan beracun tadi sudah kami bawakan dan disebarkan, 4. Ini alternatif paling murah, pakai pertalite, pertalite bahan bakar itu kita masukkan ke botol air mineral kecil-kecil itu kita lubangi kecil kita masukkan 5 kali kecrutan ke lubang tikus terus kita tutup. Saya sampaikan ke kelompok tani, kalau ingin tanamannya berhasil paling tidak 4 tehnologi ini kita responsif. Impresitifnya ya itu tadi, rencana tanam direncanakan dengan baik”, ungkap Matasan.
Beberapa langkah yang diambil meliputi penyuluhan kepada petani mengenai cara-cara efektif dalam mengendalikan populasi tikus, distribusi perangkap tikus, serta penggunaan pestisida yang ramah lingkungan. Selain itu, Dinas Pertanian juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan pengendalian hama secara massal di area yang terdampak parah. “Tanam kita rencanakan dengan baik, MK (Musim Kemarau) atau MP (Musim Penghujan) harus kita perhatikan dan varitas apa yang ditanam kita serentak”, jelasnya.
Matasan juga menghimbau para petani untuk terus melaporkan perkembangan situasi di lapangan agar tindakan pengendalian dapat dilakukan secara cepat dan tepat. “Kerjasama antara petani dan pemerintah sangat penting dalam situasi seperti ini. Kami berharap upaya yang kami lakukan dapat membantu meminimalisir kerugian yang dialami oleh para petani. Paling tidak musuh alami tikus ini jangan sampai punah, seperti Burung Hantu dan Ular. Harusnya diperdeskan tidak boleh berburu ular atau Burung Hantu ada sanksinya”, tambahnya.
Kepala desa Sememu, Sutaji meneruskan, bahwa munculnya hama tikus tersebut dimulai bulan Mei kemarin. “Jadi mulai desa Nguter terus geser ke Sememu, langkah awal yang kita lakukan sesuai saran UPT pertanian Pasirian. Yaitu dikasih obat, karena hama tikus ini sudah mewabah dan banyak sekali akhirnya tidak bisa diatasi. Ada 6 kelompok tani di Sememu akhirnya mendapatkan pembelajaran dari UPT dan ditindaklanjuti ke dinas pertanian kabupaten, yang akhirnya tim dari kabupaten turun untuk melakukan pengendalian hama tikus secara massal. Yaitu dengan cara 4 tehnologi tadi itu. Mudah-mudahan ini nanti ada hasilnya, dengan melakukan langkah-langkah tersebut”, pungkas Sutaji.
Langkah-langkah dari dinas pertanian terkait 4 tehnologi tersebut sudah tersebar ke seluruh pertanian wilayah Lumajang, sesuai dengan jadwal yang telah diatur dengan didampingi petugas dari dinas. Sementara wilayah Pasirian, desa Kalibendo, desa Bades dan desa Sememu ini. Dengan melalui Gerdal (Gerakan Pengendalian). (Jwo)