Ket foto: Wisatawan lokal dan mancanegara dari Canada saat menikmati indahnya wisata Setigi Sekapuk Gresik Jawa Timur.
GRESiK, DORRONLINENEWS.com – Destinasi wisata baru kembali lahir dari rahim Bumi Wali Gresik. Namanya Wisata ‘Setigi’ yang ada di Desa Sekapuk Ujungpangkah Jawa Timur. Dari namanya, wisata ini menawarkan Selo (bebatuan), Tirto (Air) dan Giri (gunung).
Tak pelak, beragam wahana wisata desa ini tak lepas dari unsur Setigi. Diantaranya Pahatan Gerbang Ghoib, Patung Semar, Jembatan Peradaban, Candi Topeng Nusantara, Miniatur Masjid Persia, Air Terjun, Telaga Warna, Nogo Giri Pancoran, dan masih banyak wahana wisata lainnya.
Alhasil, meski baru resmi dibuka pada awal tahun baru, wisata yang menawarkan sejuta keindahan ini langsung diserbu ribuan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Untuk lokal datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, diantaranya Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, dan Kediri.
Tak hanya pengunjung lokal, wisatawan mancanegara pun juga ‘kepincut’ dengan Pesona Setigi. Wisata Desa ini benar² telah mendunia, karena sudah dikunjungi warga negara asing. Diantaranya USA Amerika Serikat, Canada, Perancis, Australia, Belanda, Thailand, dan Malaysia.
Sayangnya, meski digandrungi wisatawan mancanegara, namun wisata Setigi ini jauh sekali dari perhatian pemerintah daerah setempat. Pemerintah seakan tidak tahu menahu akan keberadaan wisata desa yang telah tembus mancanegara.
Kepala Desa (Kades) Sekapuk Ujungpangkah Abdul Halim, Senin (6/1/2020) dengan nada kecewa mengatakan, mestinya Pemkab Gresik mendukung dan turut menyambut gembira adanya wisata desa ini. Betapa tidak, lahan yang dulunya bekas tambang dan tempat pembuangan sampah, kini telah berubah menjadi tempat wisata yang indah mempesona.
“Selama satu tahun kami membangun tempat wisata Setigi ini dengan menghabiskan dana sebesar Rp. 2,8 miliar. Semua dana itu murni swadaya masyarakat dan tidak ada bantuan sepeser pun dari pemerintah. Sungguh, kami sangat kecewa dengan Pemkab Gresik,” tegas Kades dengan rona muka memendam murka. (Lono)