Teks Foto : Landmark Patung Gajamungkur di perlimaan Sukorame, Kecamatan Gresik
GRESIK, DORRONLINENEWS.com – Jagat maya, khususnya media sosial (medsos) di Gresik dihebohkan adanya landmark patung Gajah Mungkur di Perlimaan Sukorame, Gresik, Jawa Timur.
Pasalnya, landmark yang menghabiskan anggaran hampir Rp 1 miliar ini, ternyata bentuknya tidak seperti gajah.
Menurut Kris Adji AW, salah seorang budayawan ternama di Kota Pudak Gresik, desain awal dan yang sudah jadi, tidak sama alias jauh berbeda.
Terlebih, situs bangunan dan Gajah Mungkur yang asli masih bagus dan butuh pelestarian sebagai benda yang diperkirakan cagar budaya.
“Mengapa mesti bikin replikanya? Gak nalar. Ibarat pepatah beruk di rimba disusukan, anak di pangkuan dilepaskan. Terkait wujud Gajah Mungkur yang dibangun Pemkab Gresik, kayaknya mau menstilasi, mengabstraksi dan mendistorsi bentuk gajah, tapi gagal dan kehilangan esensi dan ciri pokok seekor gajah,” kritiknya, kecewa.
Dalam ajaran Islam, ada larangan membuat patung sesuatu bernyawa yang mirip bentuk aslinya. Karena Gresik daerah religi, kami membangun landmark patung Gajah Mungkur dalam bentuk abstrak, tidak seperti bentuk gajah pada umumnya,” jelas mantan Sekretaris Dinas PUPR Gresik itu.
Asisten II ini menambahkan, pro-kontra di masyarakat mengenai proyek landmark yang dibangun selama 4 bulan tersebut adalah hal biasa dan sulit dihindari, karena semua bergantung pada persepsi masing-masing individu.
Sekretaris PT Petrokimia Gresik, Yusuf Wibisono menyatakan dana pembangunan landmark tersebut sepenuhnya ditanggung perusahaannya melalui dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) sebesar hampir Rp 1 miliar.
“Pada prinsipnya, kami ingin memberikan sumbangsih kepada masyarakat Gresik. Karena Pemkab meminta untuk membangun landmark patung Gajah Mungkur, maka kami setuju dengan desain sepenuhnya berada di pihak Dinas PUPR,” terangnya.(lono)