Peristiwa

Ponpes Tashilul Falah Desa Bodang Mengharapkan Kepedulian Dan Perhatian Pemerintah Terkait Kelangkaan Air

LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Pondok Pesantren (Ponpes) Tashilul Falah yang berada di dusun Sumberpuring, desa Bodang, kecamatan Padang, kabupaten Lumajang berkembang pesat, namun tertantang masalah kelangkaan air. Dalam hal ini, ponpes tersebut mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat, demi kelangsungan proses “Tholabul Ilmi Faridhotun Ala Kulli Muslimin”.

Ponpes Tashilul Falah yang terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat. Pondok pesantren yang diasuh oleh Gus Ikrom Anis, putra kelima dari Almarhum Kyai Anis sosok kyai sepuh yang dikenal masyarakat Lumajang, kini telah memiliki dua jenjang pendidikan, yaitu MTs dan Aliyah. Saat ini, jumlah siswa yang belajar di Ponpes ini mencapai 140 orang, terdiri dari siswa putra dan putri yang antusias menuntut ilmu.

Dikatakan Gus Ikrom Anis pengasuh ponpes Tashilul Falah saat diwawancarai awak media, bahwa dirinya berjuang sampai berdirinya ponpes tersebut hingga saat ini sudah berjalan 6 tahun. “Saya adik dari Gus Imron Karangsari, putra kelima dari kyai Anis Gombleh, Lumajang. Domisili di dusun Sumberpuring ini sejak 6 tahun yang lalu, berawal dari antusias anak-anak desa yang hasrat mengaji tersebut akhirnya berdirilah ponpes ini didominasi anak desa setempat (Santri Ndeso). Dan akhirnya diikuti santri yang diluar desa, luar kota, termasuk juga sekarang sudah ada yang dari luar Pulau”, ujar Gus Ikrom.

Namun, di balik kemajuan tersebut, Ponpes Tashilul Falah menghadapi tantangan serius dalam hal kelangkaan air. Air menjadi kebutuhan utama yang sangat vital bagi aktivitas sehari-hari, baik untuk keperluan santri maupun kegiatan operasional pesantren. Kelangkaan air ini mengancam kenyamanan dan kelancaran kegiatan belajar-mengajar yang sedang berkembang di pesantren tersebut. Dengan kebutuhan air kurang lebihnya untuk dua tandon sekitar 6 tangki air perhari, yang harus dicari solusinya.

“Untuk ustadz dan ustadzahnya ada yang dari Sidogiri, Kencong dan dari Lumajang sini Al Bariji. Dengan luasan kurang lebih 1 hektare untuk ponpes sama gedung sekolahnya. Rencana yang selatan khusus untuk putri dan yang Utara untuk putra beserta gedung sekolah. Kalau disini itu hanya terkendala air untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi kalau musim kemarau kami banting tulang kalau masalah air. Sampai sempat santri tak suruh pulang tapi tidak mau, tiap hari kita beli air untuk kebutuhan pondok 150 ribu pertangki. Kami tidak ada bantuan untuk kebutuhan air, kemarin saja 1 bulan itu kami beli sehari tidak cukup 2 tengki”, ungkap Gus Ikrom.

Pihak pengelola Ponpes Tashilul Falah tengah berupaya mencari solusi atas masalah ini, dengan harapan dapat memastikan keberlanjutan dan kenyamanan bagi para santri yang terus berkembang di tengah tuntutan pendidikan agama yang semakin meningkat. Dengan harapan, pemerintah peduli dan memperhatikan keluhan yang dirasakan ponpes Tashilul Falah tersebut. (Jwo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close