Cegah Kematian Ibu dan Bayi, Ini Langkah yang Dilakukan Pemdes Srowo
GRESIK, DORRONLINENEWS.COM – Berbagai ikhtiar dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Srowo, Kecamatan Sidayu, Gresik, untuk dapat menjaga kesehatan warga. Salah satu di antaranya, menghadirkan warga untuk mengikuti agenda sosialisasi pemantapan pelaksanaan P4K.
Sosialisasi program P4K ‘Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi’ diinisiasi oleh Puskesmas Sidayu guna mencegah kematian pada ibu dan bayi, dilaksanakan bertempat di Balai Desa Srowo, Kamis (17/10/2024).
“Ini penting buat warga kami, khususnya para perempuan dan ibu-ibu. Supaya mendapatkan ilmu dan memahami, sehingga tidak sampai terjadi apa yang tidak diinginkan,” ucap Kepala Desa (Kades) Srowo, Mohammad Anam.
Anam menjelaskan, selain sosialisasi tersebut, Pemdes Srowo selama ini juga sering dan rutin melakukan kegiatan lain yang bertujuan untuk menjaga kesehatan warga. Mulai dari posyandu, pemberian makanan tambahan untuk mencegah stunting dan gizi buruk, hingga sosialisasi mengenai bahaya dan penanganan penyakit TBC.
“Baru-baru ini, kami juga menggelar sosialisasi mengenai penyakit TBC kepada masyarakat di balai desa, tanggal 11 Oktober kemarin,” jelasnya.
Sekretaris Desa Srowo Muhammad Fadlli menambahkan, selain posyandu yang dilaksanakan dalam rangka menjaga kesehatan ibu dan balita dengan dipantau bidan desa dan kader, Pemdes Srowo juga rutin melaksanakan posyandu bagi para lanjut usia (lansia).
“Untuk posyandu ibu dan balita itu rutin setiap bulan, termasuk pemberian makanan tambahan untuk mencegah stunting dan gizi buruk. Kalau posyandu lansia, dua bulan sekali,” kata Fadlli.
Sementara sosialisasi program P4K di Balai Desa Srowo dalam kesempatan tersebut, dihadiri oleh bidan Anik Tri Wahyuni dan Icha Pamelia sebagai narasumber dari Puskesmas Sidayu. Di mana Anik sempat memaparkan, beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kematian ibu dan bayi.
“Biasanya itu kita kenal dengan terlalu. Terlalu muda untuk menikah, terlalu sering hamil, terlalu banyak melahirkan dan terlalu tua hamil,” terang Anik.
Anik kemudian memberi contoh, salah satu faktor penyebab kematian terkait terlalu tua hamil. Sebab untuk batasan menurut kesehatan yang dianjurkan, seorang wanita berusia 35 tahun ke atas cukup riskan bila mengandung, apalagi yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit bawaan.
“Penjelasan-penjelasan ini perlu untuk disampaikan. Sehingga perlu sinergi antara perangkat desa, tokoh masyarakat, karang taruna dan elemen masyarakat lain, supaya tidak lagi terjadi kematian ibu dan anak,” kata Anik. (Ono)