Peristiwa

Pengadaan Sapi dan Pakan Ternak Senilai Puluhan Milyar Milik Koperasi Kemenag Kab Blitar Diduga Dibuat Banca’an Oleh Oknum Pengurus

Teks Foto : Baharuddin Kepala Kemenag Kabupaten Blitar.

BLITAR, DORRONLINENEWS.COM -Kemenag Kabupaten Blitar tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, muncul dugaan penyelewengan pengelolaan keuangan koperasi, yang jumlahnya diduga mencapai miliyaran rupiah.

Dari beberapa informasi dugaan penyelewengan keuangan itu terjadi pada unit usaha Agro, bagian dari unit usaha produksi koperasi berupa pengadaan sapi dan produksi pakan ternak.

Sapi-sapi yang dipinjamkan sebagai modal usaha kepada sejumlah anggota dan oknum pengurus, diduga tidak ada laporan pertanggungjawaban nya sama sekali.

Ironisnya, sapi sebagai bentuk modal pinjaman itu diduga tidak ada pertanggungjawabannya alias tidak ada modal usaha yang kembali,” ujar sumber di lingkungan kemenag Kabupaten Blitar yang enggan disebutkan namanya.

Koperasi Kemenag Kabupaten Blitar diketahui telah melakukan inovasi ekonomi dengan melakukan ekstensifikasi usaha atau perluasan bidang usaha dengan membentuk unit Produksi yang didalamnya ada unit Agro.

Pengelolaan modal anggota yang sebelumnya hanya mengandalkan unit simpan pinjam kini meluas pada unit Agro yang berbasis bidang peternakan dan pertanian.

Bentuk modal yang dikelola antara lain berupa pinjaman ternak sapi dan persewaan lahan pertanian untuk perkebunan tebu yang bermitra dengan Perhutani dan pabrik gula.

Selain pada proyek sapi, pengelolaan keuangan koperasi kemenag diduga juga terjadi pada pengadaan seragam batik aparatur sipil negara (ASN) yang nilainya sekitar Rp 200 juta.

Pengadaan seragam batik yang berlangsung pada tahun 2023 itu diduga fiktif alias tidak pernah terwujud hingga saat ini.

Usut punya usut, penyebabnya diduga lantaran adanya oknum pengurus koperasi Kemenag Kabupaten Blitar yang tergiur iming-iming semacam money game atau yang diistilahkan investor.

Informasi yang dihimpun, dana koperasi untuk belanja seragam batik ASN diputar (dipakai gambling) dengan harapan bisa beranak pinak, namun ternyata tidak pernah kembali. “Jangankan Hasil,Modalnya Saja Raip Bak Ditelan Bumi.”Masalah ini ditutup rapat-rapat,” terang sumber dorronlinews yang meminta dirahasiakan namanya.

Di luar persoalan dana proyek sapi dan pengadaan seragam batik, keuangan koperasi kemenag juga terbebani tunggakan pinjaman yang nilainya lebih dari 3 miliar. Ironisnya Para penunggak justru Mayoritas pengurus koperasi kemenag itu sendiri.

Ditempat terpisah,Kepala Kantor Kemenag (Kankemenag) Kabupaten Blitar Baharuddin saat dikonfirmasi terkait temuan tersebut membenarkan adanya persoalan keuangan di tubuh koperasi kemenag Kabupaten Blitar.

Namun permasalahan keuangan di lembaga koperasi adalah hal yang wajar dan tidak hanya terjadi pada koperasi kemenag, tapi juga koperasi-koperasi lain,Tandasnya.

Baharuddin sendiri di koperasi Kemenag menjabat sebagai pembina. “Saya kira di setiap lembaga koperasi problem pasti ada, untuk saat ini sudah mulai dibahas dalam RAT kemarin dan jadi bagian dari upaya penyelesaian,” ujarnya kepada awak media.

Sempat beredar kabar persoalan keuangan di koperasi kemenag Kabupaten Blitar mencapai Rp 11 miliar dan itu oleh Baharuddin disangkal karena menurut dia angka itu tidak proporsional.

Ia menjelaskan jika aset koperasi kemenag Kabupaten Blitar hanya sebesar Rp 14 miliar, karenanya tidak masuk akal jika nilai problem keuangan kami mencapai Rp 11 miliar.

Kendati demikian Baharuddin enggan menyebutkan nilai pastinya dengan alasan yang mengetahui hal itu adalah ketua koperasi. “Hal itu tidak benar karena nilai aset anggota Rp 13 miliar, maksimal Rp 14 miliar. Sangatlah tidak masuk akal,” tegasnya.

Baharuddin juga membenarkan adanya persoalan pengadaan seragam batik ASN di koperasi kemenag, namun hal itu menurut dia sudah mulai terselesaikan bertahap kok mas.

Pengadaan seragam batik yang sempat terkendala itu, menurut baharuddin memang senilai Rp 200 juta dan berlangsung pada masa kepemimpinan Kepala Kantor Kemenag lama, yakni pak Taufiq dan Ketua Koperasinya yang lama bukan pengurus koperasi yang sekarang ini.

“Pembayaran memang sempat terkendala tapi sudah terselesaikan meskipun belum 100%,” ungkapnya.

Terkait dugaan adanya dugaan permasalahan keuangan dalam proyek sapi unit Agro koperasi kemenag, Baharuddin mengatakan tanggung jawab itu berada di tangan pengelola,saya hanya pembina jadi tidak bisa ikut campur sepenuhnya.

Baharuddin menyebut nilainya sekitar Rp 400 juta, dan dalam tanggung jawab pengelola koperasi saat ini . Artinya sejauh ini koperasi tidak dirugikan karena ada proses pertanggung jawaban meskipun belum ada realisasi pembayaranya.

Baharuddin mengisyaratkan sebagai hal wajar. Ia mengatakan namanya unit usaha baru opsinya hanya dua, yakni sukses untung atau gagal rugi.

Yang Jelas Permasalahan Tersebut Memang Benar Terjadi di Lingkup Kemenag Kabupaten Blitar dan saat ini menjadi tanggung jawab pengelola, artinya koperasi tidak dirugikan 100% Meskipun belum direalisasikan,” pungkasnya. (R_win)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close