Peristiwa

Kegiatan Purnawiyata MAN 3 Tulungagung Terkesan Dramatis dan Apatis

Teks foto : Purnawiyata MAN 3 Tulungagung

TULUNGAGUNG, DORRONLINENEWS.COM – Bertempat Di Halaman MAN 3 Tulungagung Acara Purnawiyata Kelas XII Program Terapan Bidang TIK MAN 3 Tulungagung Digelar.
Wisuda Yang Digelar Tahun Ini Berjumlah 205 Siswa dan Siswi.
Acara Yang Seharusnya Berlangsung Ceria dan Bahagia Ini Nampak Sekali Kalau Kurang klik Antar Sesama Guru Pengajar Di MAN 3 Tulungagung.


Betapa Tidak Seharusnya Mereka (Para Guru Pembimbing) Semua Bahagia Bersama Anak Didiknya Setelah 3 Tahun Bersama dan Hari ini Mencapai Puncak Kebahagiaanya Kelihatan Kurang Nya Sumringah di Senyum Para Guru Pembimbing,ini dikarenakan adanya Kasus Yang Sedang Melanda Di Lingkup MAN 3 Tulungagung Yang Melibatkan Salah Satu Oknum Guru Yang Bernama Amifatus Sholihah Oknum Guru Golongan IId Yang Terkenal Kebal Hukum & Arogansi Karena Diduga Memakai Jaringan Kekuatan Orang Dalam.


Dari Beberapa Sumber Berita Yang Kebanyakan Guru MAN 3 Menjelaskan Bahwa Bu Amin ini Terkenal Sakti, sejak tahun 2007 hingga sekarang masih Golongan IId dan Tidak Pernah Ada Yang Bisa Memberikan Sanksi.


Inilah yang membuat kami para guru enggan untuk berinteraksi dengan Bu Amin tegasnya pada media ini.
Seperti Dalam acara Purnawiyata ini saja terkesan Melupakan Masa Kejayaan Nama Besar MAN Tanen Waktu Itu Didirikan Oleh H.Afandi Dibawah Naungan Yayasan Pendidikan Islam Pesantren Sabilil Muttaqien ( YPI PSM ).


Perlu Diketahui Proses Berdinas MAN Tanen Pada Tanggal 10 Oktober 1969 Hingga Akhirnya Pada Tahun 1981 Berubah Nama Menjadi MAN Filial Tanen,Dengan Berjalannya Waktu Dan Perkembangan Zaman Kurang Lebih 15 Tahun Yang Akhirnya Pada Tanggal 25 November 1995 Turun SK Departemen Agama Propinsi Jawa Timur No.515A / 1995 Tentang Penegrian MA Filial Tanen Menjadi MAN REJOTANGAN dengan Kepala Sekolah H.Affandi Pada Tahun 1991 Dan Diteruskan Oleh Drs. H.Mansrur Pada thn 1991 – 1996.


Setelah itu diteruskan Oleh Drs.H.Miftah Pada Tahun 1996 – 2000, Diteruskan Kembali Oleh Drs.H.Mukaji Pada Tahun 2000 – 2003,diteruskan Kembali Oleh Drs.H.Masrur Pada Thn 2003 – 2005, diteruskan Oleh Drs.H.Marjuni.M.Pd ( Ayah Dari Eko Ashari Kasi Dikemenag ) Pada Thn 2005 – 2009.,diteruskan Oleh Drs.H.Slamet Riyadi.M.Pd ( Kepala Sekolah Pencopot Jam Ngajar Aminatus Sholihah) Pada Thn 2009 .


Dilihat Dari Sejarah Singkat nya MAN 3 Tulungagung ini Seharusnya Ali Anwar Sebagai Kepala Sekolah Bisa Menghargai Dan Menghormati Bukanya Malah Melupakan Seolah Olah Tanpa Mereka Semuanya MAN 3 Tulungagung Tidak Bisa Sebesar ini.


Kegiatan Purnawiyata Ini Sendiri Seharusnya Bisa Dimanfaatkan Utk Saling Bersilaturahmi Antara Para Pini Sepuh,Yai Sepuh dan Juga Pemilik Yayasan Yang Sudah Mewaqafkan Lahan nya Selama ini.
Kepemimpinan Ali Anwar Saat ini Dinilai Arogan Oleh Semua Pihak Termasuk Para Tokoh Masyarakat Yang Juga Kiyai Sepuh.


Dikatakan Arogan Karena Ali Anwar setiap mengambil keputusan selalu dengan prinsipnya sendiri tanpa melihat sekitarnya.
Hal ini pulalah yang mengakibatkan terjadinya Like is The Like antara pihak Lembaga Sekolah MAN 3 Tulungagung Dengan Forkompincam setempat.


Seperti terlihat dalam kegiatan Purnawiyata kali ini pihak Forkompincam tidak ada satupun yang datang, bahkan pihak Kecamatan hanya Diwakilkan Oleh Sekcam, Para Tokoh Masyarakat Dan Kiyai Sepuh juga tidak ada yang datang hingga Dari Yayasan Sendiri tidak ada yang Diundang Oleh Ali Anwar, ini menunjukkan bahwa kinerja Ali Anwar di MAN 3 Tulungagung terkesan kurang harmonis menjaga hubungan antara semua Elemen Masyarakat termasuk Forkompincam.


Acara sekelas Purnawiyata hanya di Hadiri oleh Ka Kemenag M.Nasim dan Dari Pihak Mantan Kepala Sekolah hanya Marjuni Ayah Dari Eko Ashari.


Dalam sambutannya KA Kemenag Tulungagung M.Nasim berharap kepada Wali Murid untuk menginformasikan kepada seluruh keluarga ataupun tetangga supaya masih mau sekolah di Madarasah terutama MAN 3 Tulungagung yang kita cintai Jelasnya.


Sementara Itu ditempat terpisah salah satu Tokoh Masyarakat yang kebetulan juga seorang Kiyai Sepuh juga mengecam Ali Anwar yang telah menerima Waqaf sebidang tanah diselatan sekolahan. Padahal tanah tersebut sudah Dd Waqafkan ke salah satu Pengurus Pondok Ngunut tapi anehnya justru Ali Anwar mengklim kalau Waqaf itu untuk untuk Sekolah, inilah yang membuat Sang Kiyai Naik Pitam dan memilih untuk diam sampai sekarang.


“Sekolah situ banyak sekali masalahnya Mas, dari dulu hingga sekarang bahkan soal Guru Siluman semua bersumber dari Madarasah situ”. Tambahnya kepada dorronlinenews.(win)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close