Pemdes Kedungpring Gerak Cepat Lakukan Fogging Sebagai Langkah Antipatif Beredarnya Penyakit Demam Berdarah
Teks Foto : Kepala dusun Saat bersama petugas fogging
GRESIK, DORRONLINENEWS.COM – Pemerintah Desa Kedungpring bertindak cepat laksanakan fogging sebagai langkah antisipatif terhadap perkembangan nyamuk demam berdarah. Pelaksanaan fogging disetiap rumah dan fasum yang ada. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak terserang penyakit demam berdarah. Rabu, (26/01/2022)
Menurut Kepala Dusun, Didik kepada media mengatakan dengan menyemprot (foging) dapat melakukan langkah antisifatif bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) dimusim penghujan, salah satunya dengan melaksanakan penyemprotan atau fogging disetiap dusun rumah warga dan fasum.
Semenetara Kades Kedungpring, Priyono kepada media membenarkan adanya Fogging. Karena tindakan fogging masih dipandang dan dipercaya efektif sebagai salah satu upaya penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit DBD di desa yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi. Fogging dengan cepat menurunkan populasi nyamuk.
Pengasapan lanjut Priyono, dilakukan sebagai salah satu metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan mesin dari UPT Puskesnas Balongpanggang, yang dapat mengeluarkan asap berisi insektisida.
Insektisida inilah yang kemudian akan bekerja membunuh nyamuk dewasa penyebab menyebarnya penyakit DBD. Biasanya, insektisida yang digunakan ada beberapa jenis, meliputi malathion, cypermetrin, alfacypermetrin, pirimiphos-methyl, temephos, dan pyriproxyfen.
Dan agar aman tambahnya, sebaiknya kegiatan ini dilakukan saat nyamuk Aedes aegypti beraktivitas, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB. Sayangnya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan. Karena nyamuk tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.
Kades Kedungpring berharap Untuk menghindari resistensi nyamuk terhadap insektisida dan pencemaran udara, maka tindakan fogging ini harus diikuti dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas 3M Plus.
Yaitu, Menguras dan Membersihkan tempat yang menjadi penampungan air, Menutup secara rapat tempat-tempat penampungan air tersebut agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Kemudian Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, Plus adalah berbagai bentuk kegiatan pencegahan lainnya, seperti menggunakan obat nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. (Lono)