Peristiwa

Program PISEW Di Desa Kotah Sudah Rusak,PIAR Pertanyakan Kinerja Pendamping

Teks foto : kegiatan PISEW Desa Kotah

SAMPANG,DORRONLINENEWS.com-Rusaknya kegiatan program peningkatan insfrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW) dengan jenis pekerjaan rabat beton / plengsengan di Desa Kotah Kecamatan Jrengik menimbulkan pertanyaan publik.

Ada apa dengan program itu jika kondisi pekerjaan di lapangan tidak bertahan lama dan bisa dikatakan proyek seumur jagung.

Jelas,program itu di luncurkan dalam rangka pengentasan kemiskinan melalui peningkatan akses infrastuktur dasar permukiman sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar khususnya warga Kotah sendiri.

Tapi fakta yang terjadi lapangan,program tersebut terkesan hanya di jadikan ajang meraup keuntungan.yang mana di indikasi ada yang salah dalam hal pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Abd Hamid direktur lembaga swadaya masyarakat pusat informasi dan advokasi rakyat (LSM PIAR) Kabupaten Sampang menuturkan fungsi kontrol pendamping dan fasilator perlu di pertanyakan.

Karna menurutnya,informasi di dapat program itu pekerjaannya selesai pada bulan Agustus kemaren.

“Tapi tidak sampai 2 bulan kondisi pekerjaan sudah mulai mengalami kerusakan dimana kondisi rabat beton sudah terkelupas dan retak.padahal anggaran yang di habiskan untuk kegiatan itu lumayan besar yakni Rp 200 Juta” ucap Hamid selasa (9/11/2021) via whast app.

Pihaknya juga berharap perbaikan harus segera di lakukan mengingat di bulan Nopember ini sudah memasuki musim penghujan.

“Sebab di kwatirkan jika di biarkan kerusakan akan bertambah parah” tutur Hamid keawak media ini ringkas.

Di ketahui,selain Kecamatan Jrengik, 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang juga kecipratan program itu sedangkan Kecamatan Sreseh harus gigit jari.

Total anggaran yang di gelontorkan yakni 7,8 milyar sumber dana anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang mana dana tersebut untuk 13 kecamatan yang mana tiap tiap Kecamatan mendapatkan anggaran sebesar Rp 600 juta. (awa)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close