Peristiwa

Pelaku Pengrusakan Hutan Belum Terungkap, Motifnya Masih Abu-Abu

Teks foto: Barang bukti kayu damaran yang diamankan di kantor Asper Senduro

LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Menanggapi terjadinya pengrusakan kawasan hutan di desa Burno, kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang, yang sebelumnya diberitakan oleh beberapa media online di Lumajang. Dalam hal ini diberitakan banyak pohon Damaran tumbang, ditebang orang yang tidak bertanggung jawab sekitar pertengahan bulan September 2021.

Dalam hal tersebut dibenarkan oleh Lesmana selaku Asper di wilayah KBKPH Senduro saat dikonfirmasi awak media, dikatakan bahwa sekitar Sembilan batang pohon yang tumbang sudah diamankan barang buktinya (di belakang kantor Asper/ KBKPH Senduro).

“Saat kita cek lokasi malah kita menjumpai ada Tiga orang bawa daun damaran untuk makanan ternak, kita amankan di Polsek Senduro untuk dimintai keterangan. Ketiga orang tersebut tidak mengakui, memang dirinya bukan yang menebang pohon Damaran tersebut, selanjutnya diminta membuat surat pernyataan terus dipulangkan”, ungkap Lesmana, Selasa (19/10/2021).

Menanggapi hal tersebut, Waka Perhutani Lumajang Marhaendro saat dikonfirmasi awak media di kantornya mengatakan, bahwa kegiatan patroli dilakukan secara rutin. Karena keluasan wilayah dan keterbatasan personil dan volume pekerjaan yang besar, jadi ada standard eror. “Jadi dari keluasan wilayah dan minimnya personil, terus kalau saya lihat mulai 2020 sampai 2021 itu pencurian pohon agak reda. Hanya perusakan, maksudnya apa perusakan itu, ini kan terkait juga dengan LMDH, Tim pendamping PS, Perhutani ini harus ada sinergitas”, Ujar Marhaendro, Rabu (10/11/2021).

“Kalau dirujuk dari protes, kenapa harus merusak, kenapa tidak bicara, protes kepada LMDH atau kepada Asper kan tidak tahu. Atau kepada pendamping PSnya pak Dedy Hermansjah itu kita kan juga tidak tahu tujuan dari pengrusakan itu. Bisa juga itu ada unsur mendiskreditkan pihak pengelola, itu tidak bisa, banyak faktor. Kalau dari LMDH dengan Perhutani saya rasa dalam Dua tahun terakhir ini sudah mulai harmonis, dengan kepala desa juga. Program terus berjalan, kemarin KSP juga sudah turun, staf presiden hari Senin kemarin saya mendampingi sampai sore”, jelasnya.

Ditanya terkait pohon yang ditebang Marhaendro menjawab, bahwa tunggaknya masih ada. “Kayunya kecil- kecil kan masih muda, diambil daunnya. Motifnya masih abu-abu, protesnya ke perhutani, ke LMDH, atau kependamping, kan bisa. Kan pelakunya belum ketemu, dan itu sudah dilaporkan ke Polsek. Sesuai instruksi Kapolri kalau kerugian kurang dari 2,5 juta kan pembinaan, baru setelah ketangkap lagi baru dijerat. Dan ketiga pelaku kemarin itu dibawa ke Polsek hanya pembinaan. Untuk barang bukti 23 batang kayu hasil penebangan diamankan di kantor Asper”, tambahnya.

Kapolsek Senduro saat dikonfirmasi terkait tiga pelaku yang ditangkap petugas perhutani, dirinya tidak tahu masalah tersebut. Penyelesaiannya di kantor Asper, hanya didampingi Babinkamtibmas. “Saya tidak tahu, penyelesaiannya di kantor Asper didampingi Babinkamtibmas”, pungkasnya, Sabtu (20/11/2021). (Jiwo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close