Santunan Yatim Piatu Dan Dhuafa Oleh Forum Silaturrahmi Peduli Anak Yatim Piatu
Teks foto : Forum Silaturrahmi Peduli Anak Yatim Piatu Dan Dhuafa kabupaten Lumajang, gelar santunan di Masjid Darussalam, desa Sentul, kecamatan Sumbersuko, kabupaten Lumajang,
LUMAJANG, DORRONLINENEWS.COM – Forum Silaturrahmi Peduli Anak Yatim Piatu Dan Dhuafa kabupaten Lumajang, gelar santunan di Masjid Darussalam, desa Sentul, kecamatan Sumbersuko, kabupaten Lumajang, 20 Ramadhan 1442 H (02/05/2021). Kegiatan tersebut adalah kegiatan tahunan setiap bulan Ramadhan, awal dimulainya tahun 1990 dengan jumlah Yatim Piatu 25 anak.
Dalam hal ini, awal lahirnya Forum Silaturrahmi Peduli Anak Yatim-piatu dan Dhuafa adalah gagasan Tiga orang yaitu, Mohamad Khusen, H Fairos dan H Tuwik (almarhum). Dikatakan Mohamad Khusen selaku ketua Forum tersebut, bahwa awal kegiatan dilakukan tahun 1990. Pertama hanya 25 anak yang menerima santunan dari Tiga desa, dan berkembang sampai sekarang menjadi Tiga kecamatan. Kecamatan Senduro, kecamatan Sumbersuko dan kecamatan Lumajang.
“Dalam kegiatan santunan ini yang kita undang 125 anak, terdiri dari Yatim-piatu dan Dhuafa. Pendampingnya sekitar Tiga puluhan, Alhamdulillah semuanya hadir. Kita bisa menyantuni 150 anak, tapi dikhawatirkan pendanaannya yang kurang. Kasihan anak-anak jauh-jauh datang ketempat santunan dapatnya sedikit kan kasihan, lebih baik anaknya sedikit tapi dapatnya banyak. Kita lakukan tiap bulan Ramadhan minimal tanggal 20 Ramadhan, tempatnya bergiliran kemarin di Sarikemuning sekarang di Sentul”, ujar Khusen.
Hadir dalam kegiatan tersebut bupati Lumajang Thoriqul Haq, didampingi ketua DPRD kabupaten Lumajang Anang Ahmad Syaifudin bersama camat Sumbersuko Misjoko dan jajaran Muspika Sumbersuko. Dikatakan Thoriq dalam sambutannya, bahwa kegiatan ini adalah warisan jalan menuju Surga. “Kami mendapat informasi bahwa ada kegiatan santunan yatim-piatu dan dhuafa, kegiatan ini yang dilakukan setiap tahun. Ini adalah penting karena kami-kami termasuk yang lain juga harus ikut memperhatikan anak-anak yang saat ini tetap belajar terutama yang yatim-piatu, yang perlu santunan kita semua”, ujar Thoriq.
“Pesan saya, anak-anak rajin belajar ya..tetap semangat sekolah ya… harus terus sekolah sampai selesai sekolahnya, kalau perlu sampai kuliah ya… Harus semangat bahwa kalian punya kesempatan yang sama, punya masa depan yang sama”, ungkap Thoriq.
Dikatakan Thoriq saat dikonfirmasi awak media, bahwa menurut dirinya kegiatan ini mempertemukan kita-kita semua ini yang berkeinginan untuk memberikan santunan. “Dengan kegiatan yang menghadirkan anak-anak yatim-piatu yang memang harus kita santuni, tentu mereka butuh semangat, mereka harus tetap sekolah, mereka harus tetap belajar, mereka harus tetap punya harapan, dan punya cita-cita. Itu tadi yang saya katakan, orangtuanya hadir tadi disini menjadi bagian dari kebersamaan yang harus tumbuh. Orangtuanya harus punya semangat, anak-anaknya supaya terus berpendidikan, punya harapan, memberikan semangat ya harus melalui kegiatan seperti ini”, jelas Thoriq.
Dilain sisi, Subur selaku kepala desa Sentul saat dikonfirmasi awak media juga memberikan saran agar masyarakat membiasakan diri cinta yatim-piatu, “Kegiatan ini adalah mendidik kita agar peduli kepada sesama, mengingat ini adalah kegiatan sakral yang kita memperoleh imbalannya besok dihari dimana kita melakukan kebaikan akan dibalas pula dengan pahala kebaikan oleh Allah. Marilah kita peduli kepada yatim-piatu dan kaum Duafa, agar sama-sama merasakan kenikmatan seperti yang kita alami”, pungkas Subur. (Woko)