Ketua Umum Jalasenastri Berikan Pembekalan kepada Istri Diktukpa TNI AL Angkatan Ke-50 TA 2020 Melalui Vicon
Teks foto : Ketua Umum Jalasenastri Berikan Pembekalan kepada Istri Diktukpa TNI AL Angkatan Ke-50 TA 2020 Melalui Vicon
SURABAYA, DORRONLINENEWS.COM –
Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono memberikan pembekalan kepada Istri Siswa Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktukpa) TNI AL Angkatan ke-50 TA 2020 melalui Video Conference. Pembekalan secara Vicon tersebut Ketua Umum berada di Wisma Elang Laut Jakarta sedangkan para istri siswa Diktukpa tersebar di seluruh vWilayah Indonesia, Senin (21/12/2020)
Sebelum pembekalan diawali dengan laporan Ketua Gabungan Jalasenastri Kodiklatal Ny. Titi Nurhidayat mengenai kesiapan pelaksanaan pembekalan. Menurut Ketua Gabungan Jalasenastri Kodiklatal dalam pembekalan tersebut diikuti 309 orang dengan rincian istri Diktukpa korps Pelaut 59, Korps teknik 43 orang korps elektro 19, korps suplay 37 orang korps marinir 85 orang korps khususu 18 orang korpe kese3hatan 27 orang dan istri Diktukpa Korps Pomal 21 orang.
Untuk Kotama TNI AL wilayah Surabaya pengarahan dipusatkan di Gedung R. Sudomo Pusat Latihan Operasi Laut (Pusatopsla) Kodiklatal Bumimoro Surabaya diikuti 24 perwakilan istri Diktukpa, Wisma Elang Laut Jakarta dihadiri dua orang perwakilan dan 283 orang lainya mengikuti pembekalan Via aplikasi Zoom dari rumah masing masing.
Mengawali pembekalanya Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono menyampaikan sehubungan masih situasi pandemi covid-19, maka pembekalan tidak dapat dilaksanakan secara langsung, akan tetapi hendaknya pertemuan virtual ini tidak mengurangi tali silaturahmi antara kita. Perlu ibu-ibu ketahui bahwa pemberian pembekalan ini merupakan kegiatan penting yang ditujukan untuk membuka wawasan dan meningkatkan pemahaman tentang identitas, etika dan jati diri sebagai istri seorang perwira kelak.
Pada kesempatan tersebut Ketua Umum Jalasenastri menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu-ibu sebagai istri seorang perwira. Semoga pembekalan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih tentang fungsi dan peran ibu-ibu, baik sebagai istri pendamping suami, sebagai ibu bagi anak-anaknya maupun sebagai anggota jalasenastri.
Pembekalan pertama yaitu perubahan status suami dari seorang bintara menjadi perwira. Merupakan peristiwa penting dalam kehidupan pribadi suami dan tentunya keluarga. Namun yang tidak kalah penting dengan perubahan status tersebut, secara langsung akan berdampak pada perubahan sikap, perilaku, dan penampilan ibu-ibu sekalian. Selain itu perubahan status ini juga membawa konsekuensi terhadap semakin besarnya tanggung jawab suami kedepan karena bagaimanapun seorang perwira adalah seorang pemimpin yang akan mempunyai bawahan atau anak buah yang memerlukan perhatian, bimbingan dan arahan dalam tugas sehari-harinya
Kedua penempatan penugasan setelah tupdik (tour of duty and tour of area). Seiring dengan akan segera berakhirnya masa pendidikan suami ibu-ibu, maka ibu-ibu perlu segera melakukan persiapan mental dan penyesuaian diri karena tidak tertutup kemungkinan akan ada rotasi dalam penugasan suami ibu-ibu sekalian setelah tupdik. Agar sabar dan bijaksana dalam menerima rotasi penugasan suami nantinya, jangan komplen dan berusaha untuk intervensi dalam hal kedinasan terutama penugasan suami.
Ketiga paham teknologi dan bijak bermedsos. Mengingat bahwa saat ini adalah jaman yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan tekhnologi, serta berkembangnya gaya hidup dan cara berinteraksi yang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Maka, kita dituntut untuk memiliki kepekaan dan kepedulian yang tinggi serta harus paham teknologi sehingga mampu mengantisipasi segala permasalahan yang timbul pada jaman sekarang ini. Dan juga tidak tertutup kemungkinan bahkan ibu-ibu sendiri yang terpengaruh dengan kemajuan teknologi tersebut seperti penggunaan medsos.
Keempat jadilah penyejuk dalam pelaksanaan tugas suami. Sesuai peran ganda ibu ibu sebagai seorang ibu, dan pendamping suami, hendaknya ibu-ibu dapat terus memberikan dukungan moril dan motivasi untuk meningkatkan kinerja dan keberhasilan tugas suami, baik di saat senang maupun dalam situasi sesulit apapun. Hendaknya ibu-ibu mampu memposisikan diri agar bisa menjadi bagian dari pemecahan solusi terhadap setiap persoalan yang dihadapi; dan bukan menjadi bagian dari persoalan tersebut, baik di keluarga ataupun kedinasan suami.
Kelima tanggung jawab sebagai seorang istri, seorang ibu, dan seorang anggota jalasenastri. Sebagai ibu rumah tangga, ibu-ibu juga dituntut untuk dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan sejahtera. Berikan pendidikan yang baik ,tanamkan etika, moral, suri tauladan, dan memberikan perhatian serta kasih sayang kepada putra-putrinya. Selain dari pada itu hal yang lebih penting bagi ibu-ibu harus menjaga dan membimbing putra-putrinya agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang narkoba, pornografi, LGBT, perkelahian antar pelajar, dan penyalahgunaan media sosial. Ibu-ibu juga harus jaga diri sendiri agar tidak tergoda dengan judi online dan penyalahgunaan narkoba.
Keenam etika dalam bersikap dan berbusana. Merupakan hal yang penting dan wajib ibu-ibu perhatikan. Cara bertutur kata dan cara bersikap terhadap teman, junior, dan senior harus disesuaikan. Dan juga, berbusanalah yang sesuai dengan tempat dan kegiatan yang diikuti. Jangan berbusana yang tidak pantas sebagai istri seorang prajurit dan istri seorang perwira. Karena gaya bersikap, berbusana, dan berpenampilan ibu-ibu akan merefleksikan pengetahuan dan etika sebagai seorang istri prajurit yang wajib menjaga kehormatan diri, keluarga, dan satuan kerja atau organisasi.
Ketujuh kekerasan dalam rumah tangga. Saat ini KDRT bukan hanya dilakukan oleh suami, tetapi kita juga dengar bahwa ada juga istri yang melakukan kdrt kepada suami. Dan harapan saya janganlah ada istri prajurit tni angkatan laut yang melakukan kdrt karena sejogyanya seberat apapun permasalahan rumah tangga yang terjadi, bicarakanlah dengan baik-baik dan tidak dengan kekerasan. Seyogyanya suami dan istri harus saling menghargai dan saling menghormati. Kekerasan bukanlah suatu solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan.
Selaku pribadi dan selaku Ketua Umum Jalasenastri dirinya menyampaikan selamat kepada ibu-ibu sekalian atas keberhasilan suami menjadi seorang perwira. Dirinya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Ketua dan Pengurus Gabungan Jalasenastri Kodiklatal, panitia, serta semua pihak terkait yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan penataran dan pembekalan istri siswa Diktukpa angkatan ke-50 Ta 2020 ini. (Penkodikkatal/adit)