Pro Kontra Masyarakat Tanggapi Aksi Demo Depan Kantor BPN Di Dunia Maya
Teks Foto ; para demonstran di depan kantor BPN Lumajang
LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Berawal dari perseteruan antara PT LUIS dengan bupati Lumajang, terkait PT LUIS dikatakan serobot tanah di desa Selok Awar-awar milik Salim Kancil oleh bupati Lumajang yang dilaporkan ke Polda Jatim melahirkan cerita panjang. Hingga digelarnya aksi demo damai yang dilakukan masyarakat Selok Awar-awar, dengan tuntutan selamatkan tanah milik almarhum Salim Kancil dari kegiatan usaha tambak udang. Dan tuntutan agar HGU PT LUIS dicabut, masyarakat Lumajang dibikin bingung menanggapi berita yang beredar, (23/08/2020).
Dalam hal tersebut, hasil dari investigasi awak media ditemukan beberapa pengakuan dari pendemo yang mengatakan bahwa dirinya tidak tahu tujuan sebenarnya aksi demo tersebut. Aksi demo yang terjadi di depan kantor BPN Lumajang pada Rabu (19/8/2020) siang. Ada pengakuan bebeberapa orang dari pendemo yang mengejutkan, bahwa diantaranya ada yang mengaku tidak tahu maksud dan tujuan berunjuk rasa di depan kantor BPN tersebut.
Seperti kata Rohman, warga Selok Awar-awar yang turut serta dalam aksi demo mengaku tidak tahu menahu maksud dan tujuan aksi demo. “Pokok’e aku diajak”, ucap Rohman dalam logat Jawa.
Hal senada juga disampaikan oleh Sahar, warga desa Selok Anyar saat dikonfirmasi via telepon, dirinya mengatakan jika dalam aksi demo tersebut dirinya mengatasnamakan rakyat merasa ditipu.
“Aslina rakyat panika etipu, acarana ngajek genika benni acara demo ke tambak, acara masalah pasir, termasuk kartu kendali. Mon tak norok demo tak olle alako pasir pole, senika aslina acara genika”, ucap Sahar, dalam bahasa Madura (aslinya rakyat itu ditipu, acaranya ngajak bukan acara demo tambak, masalah pasir, termasuk kartu kendali. Kalau tidak ikut demo tidak boleh bekerja pasir lagi begitu acara itu aslinya) Kamis (20/08/2020).
Terpisah, Nawawi salah satu dari korban aksi demo saat dikonfirmasi via telepon juga mengaku terkejut, ketika mendengar bahwa yang di perjuangkan pada aksi demo tersebut berbeda dengan tujuannya. Menurut Nawawi aksi demo yang ia lakukan dalam rangka memprotes PT Luis yang disinyalir ada banyak pelanggaran.
“Yang ikut demo itu kan dari berbagai tempat, diantaranya dari desa Bago, Pasirian, Pandanarum, dan dari Pandanwangi, itu kan banyak orangnya, yang dari Pandanarum saya tidak tahu, tujuannya ikut kemarin ndak tahu”, ucap Nawawi.
Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, tidak ada singkronosasi antar korlap dan diduga memiliki tujuan masing-masing. “Kalau dari pihak saya jelas, karena yang saya advokasi masyarakat. Aliansi GEMPAR mempermasalahkan terkait cemoro sewu dan sudah berkirim surat ke DPRD, Cemoro Sewu ada sebelum PT LUIS. Karena ada kesamaan sehingga membuat satu aliansi. Namun pada kenyataannya, dirilis yang banyak di keluarkan kemarin itu tidak spesifikasi, Cemoro Sewu tidak terikut didalamnya, saya tidak terima itu sebenarnya, karena tuntutan saya sebenarnya terkait Cemoro Sewu, jadi ada dua kepentingan”, jelas Nawawi.
“Yang mengawal PT LUIS itu saya, karena di pesisir takut melanggar lingkungan dan lain sebagainya. Seiring perjalanan waktu yang dilakukan PT LUIS itu kan mereklamasi bekas tambang ilegal yang ditinggalkan pra salim kancil itu, saya anggap baik itu, saya terima kasih keberadaan PT LUIS itu, namun di akhir-akhirnya itu ternyata melampaui sempadan pantai. Terkait tanah salim kancil itu saya tidak mau masuk kesana karena itu persoalan pribadi, ini murni lingkungan dan advokasi masyarakat. Diluar itu nanti akan saya bahas di forum, kalau tidak, terpaksa saya akan keluar dari aliansi ini, begitu”, pungkas Nawawi.
Seiring dengan aksi demo tersebut, muncul cuitan-cuitan di medsos, pro dan kontra di antara kedua kubu tersebut. Ada kritikan disebuah akun yang menamakan Ronggolawe, dalam kritikannya mengatakan, “Mau demo kok pakai nipu orang sih, pakai ngancam segala. Ayolah jangan membodohi rakyat, kalau tidak takut hukum takutlah kepada Allah SWT”, kritik Ronggolawe, yang membuat gempar di dunia maya (medsos). (Jiwo/Lono)