Pemerintahan

Sosialisasi Budaya Sadar Bencana Melalui Wayang Kulit

GRESIK, DORRONLINENEWS.com
Bertempat dilapangan Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik diselenggarakan Sosialisasi Budaya Sadar Bencana  dengan menggelar wayang kulit yang bekerjasama BPBD Gresik Dan BPNP Jakarta, Sabtu (14/9/2019)

Dalam sambutannya humas Dari BPNP Rita Rosita adapun
Penanggulanagan bencana tujuan Undang Undang 24 2007 semua terlibat dalam bencana. Acara ini sebagai meningkatkan kapasitas sebagai media sosialiasai. Masyatakat yang hadir bisa memperoleh informasi mengenai bencana. Membangun kesiapan bencana. Semoga acara ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang bencana.

“Karena bencana ada adalah tanggung jawab kita bersama, bukan lembaga, ataupun Pemeintah”, katanya.

Untuk itu kami berharap dari masyarakat melalui sosialisasi budaya dengan menggelar wayang kulit agar masyarakat menyadiri tentang bencana.

Sedang Kepala BPBD Gresik dalam sambutannya menjelaskan bahwa bencana yang ada di Gresik ada 3 diantaranya banjir, kekeringan, kebakaran, dan angin puting beliung.

“Ada satu hal lagi yang gagal tehnologi”. Jelasnya.

Ia menambahkan bahwa ada 68 desa tangguh bencana. Untuk itu dipersiapkan sebagai desa yang tangguh bencana.

“Nanti akan dibentuk 5 desa lagi dengan menggunakan anggaran tahun 2019 akan dibentuk”. Jelasnya.

Sementara Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengatakan bahwa cerita dari Humas pusat dan dari BPBD Gresik masyarakat sudah tahu dan media cetak dan elektonik tahu, tapi yang paling penting bagaimana cara Benjeng, Balongpanggang, Cerme, dan bahkan saat ini Driyorejo saat ini juga kebanjiran.

Bagaimana kita dapat menyalurkan ke Dush Brantas Hilir, dan Dash Bengawan Solo hilir agar kita tidak kebanjiran. Sementara APBD kita tidak diperbolehkan un tuk membiayahi hal ini.
Sementara masyarakat yang tidak mengetahui bahwa APBD yang begitu tinggi tapi tidak bisa mengatasi banjir Sungai Kalilamong yang membentang, padahal anggaran APBD tidak untuk itu.

“Untuk itu saya berharap agar permasalahan Sungai Kalilamong ini di perhatikan oleh Pusat Utamanya Dush Bengawan Solo dan Dash Brantas”. pintanya.

Ia juga menolak dengan keras anggapan bahwa kepemimpinan Sambari-Qosim menganak tirikan antara Gresik Selatan. Karena selama kepemimpinan yang ia pimpin tidak mengenal anak tiri. Karena semua masyarakat yang ada di Gresik adalah sama. Uatara dibangun Bendung Gerak Sembayat (BGS), dananya dari Bapenas, Jipee adalah dari Investor, Waduk Sukodono adalah bantuan dari salah satu  Perusahaan di Gresik.

Sementara yang Gresik Selatan dibangun jalan Karangandong-Kepuh Klagen. Sementara yang di Menganti ditolak masyarakat, Menganti-kepatihan, Morowudi-Balongpanggang dulunya 4m sekarang 6,3 m sedangkan sebentar lagi Islamic Center akan di bangun di Balongoanggang.

“Semoga kita tahu semua dihadapan ribuan warga di Benjeng”. Jelasnya.

Acara ini dihadiri oleh Forkompimda, Muspika Kecamatan Benjeng, dan Kades sekecamatan Benjeng dan Seluruh Karyawan BPBD Gresik serta, masyarakat yang memadati Lapangan Bulurejo, kecamatan Benjeng. (Devi/Lono)

Komentar

Tag

Berita Terkait

Back to top button
Close