Peristiwa

PGT Rejowinangun Jual Belikan Limbah Endapan Rp. 300.000 Per Drum

BLITAR, DORRONLINENEWS.COM – Gondorukem merupakan produk olahan getah pinus dari hasil destilasi yang berbentuk padat. Gondorukem banyak digunakan di bidang farmasi dan industri lain. Kegunaannya adalah untuk bahan dasar industri cat, lem, sabun, tinta, pelapis kertas, sabun, politur, dll. Produk turunan dari gondorukem juga berguna untuk industri lem (adhesive)

Perhutani memiliki delapan pabrik gondorukem dan terpentin (PGT) yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

PGT Rejowinangun sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin yang berada di Trenggalek, Jawa Timur.
PGT Rejowinangun Trenggalek adalah pabrik yang melakukan pengolahan getah pinus menjadi produk-produk bernilai jual.

Gondorukem, bahan baku campuran cat, lem, kosmetika, dan tas mampu menembus pasar ekspor. Pihak Kesatuan Bisnis Mandiri Perum Perhutani mencoba melebarkan areal tanaman pinus untuk menunjang kebutuhan pasar dunia komuditas ini.Gondorukem dibuat dari getah pinus yang dipadatkandengan proses distilasi. Di Indonesia, terdapat 12pabrik pengolahan gondorukem. Sebagian besar di bawahpengelolaan Perhutani dan sebagian kerja sama denganpihak swasta.Tiga pabrik di antaranya di Jawa Timur, yaitu Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Rejowinanun dengan produksi 12,5 ribu ton per tahun di Trenggalek, PGT Garahan memproduksi 12,5 ribu ton per tahun di Jember, dan PGT Sukun memproduksi 12,5 ribu ton per tahun di Ponorogo, Jawa Timur.
Menurut M.Kusaeri,Kepala PGT Rejowinangun, Trenggalek, perusahaannya tiap hari menghasilkan sekitar 60 ton gondorukem. Suplai getah pinus, lanjut Kusaeri, berasal dari Nganjuk, Kediri, Madiun, Malang, hingga Saradan.

Bagusnya Kwalitas Gondorukem Olahan PGT Rejowinangun Trenggalek Ini Membuat Beberapa Pengusaha Kecil Ikut Mengkais Rezeki Dari Limbah Getah Tersebut.
Limbah Yang Biasanya Tidak terpakai ini ternya menjadi ladang basah bagi oknum staf PGT Rejowinangun, Begitu banyaknya pengusaha kecil yang mau membeli Limbah Endapan Tersebut akhirnya pihak PGT Rejowinangun sampai Membuat kan sebuah Paguyuban Mitra Limbah Endapan yang beranggotakan 14 UD dan CV mulai dari Jawa Timur hingga jawa tengah.
14 UD dan CV Tersebut Sudah Bekerja sama dengan pihak PGT Rejowinangun Sudah Cukup Lama, Mereka Selama ini Membeli Limbah Endapan Tersebut Seharga @Rp.300.000 Per Drum, Dan Masa Panen Bagi UD dan CV ini Tiga Bulan Sekali.
Limbah Endapan Tersebut Diolah Lagi untuk dijadikan bahan Canting (membatik) yang dikirim ke Bandung dan Solo.

Hal ini lah yang akhirnya menjadi tarik ulur antara UD Dan CV Rekanan PGT Rejowinangun yang selama ini tidak pernah terekspos oleh media.
Aktivitas mereka ini tergolong Rapi karena bisa menutup antara satu sama lain, termasuk sistim rotasi atau giliran siapa yang waktunya mendapat jatah limbah endapan dari PGT Rejowinangun.
Persaingannya pun semakin menjadi, bahkan demi sebuah giliran mendapatkan limbah endapan tersebut sampai mengandalkan kekuatan orang dalam.
Seperti yang menimpa pada CV Jaya Mandiri Group Asal Blitar ini harus disingkirkan untuk tidak bisa masuk daftar Jatah PGT Rejowinangun karen oleh ke tiga UD Miva Jaya (pekalongan), UD Nawasena Sejahtera ( Pekalongan) dan UD Afmic ( pekalongan) ini disingkirkan dari Paguyuban mitra limbah endapan melalui kekuatan orang dalam.
Besarnya hasil dari limbah endapan ini membuat rekan rekan PGT Rejowinangun tamak, meraka dengan sengaja memperjualbelikan limbah endapan tersebut untuk kepentingan pribadi., tandas Anang Direktur CV Jaya Mandiri Group Kepada Media ini.
Anang Menambahkan, selama ini Sebenarnya kami terjalin komunikasi yang bagus dengan ke 13 Rekanan PGT Rejowinangun ini.
Tapi entah kenapa pihak PGT Rejowinangun kok secara tiba-tibe menyingkirkan saya dan mengutamakan rekanan dari pekalongan tersebut, cetusnya. (R_win)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close