Peristiwa

Festival Keleman 3 Desa Moronyamplung, Momen Sakral Menghormati Leluhur & Ungkapan Rasa Syukur Kepada Sang Pencipta

LAMONGAN, DORRONLINENEWS.COM – Indonesia adalah Negara yang kaya akan adat dan budayanya. Lain daerah, beda pula budayanya. Salah satunya yakni Kirab, merupakan sebuah istilah yang akrab di telinga masyarakat Indonesia, dan manifestasi kebudayaan yang kaya akan simbol dan makna.
Lebih dari sekadar arak-arakan atau pawai, kirab adalah bentuk ekspresi kolektif yang menggambarkan identitas, sejarah, dan nilai-nilai luhur suatu komunitas atau daerah.

Seperti halnya yang dilakukan oleh para petani Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan melaksanakan acara tahunan yakni tradisi Festival Keleman dan potong tumpeng yang berlangsung di Taman Wisata dan Perkemahan Lapangan Bumi Moronyamplung yang bertepatan dengan peringatan hari lahir Nabi Muhammad yang biasa di kenal umat muslim sebagai hari Maulud Nabi.

Giat tersebut Dihadiri Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, MBA, Sekda Drs. H. Muh Nasikan, M. M, Kepala OPD, Camat Kebangbahu dan jajaran Forkopimcam, Kades Sri Rahayu Sunaringsih, S. Pd dan Kades se-Kecamatan Kebangbahu dan Festival itu di ikuti oleh 6 grub antara lain TK/SD/MI, RW 001 Nyamplung, RW 002 Nyamplung, RW 001 Kedungsari, RW 001 Moro, RW 001 Gampeng.

Sebelum memberangkatkan peserta Festival dilakukan potong tumpeng oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama kades Moronyamplung Sri Rahayu Sunaringsih, S. Pd yang kemudian di berangkatkanlah para peserta Festival kirab keleman oleh Bupati Yuhronur. Dan dilanjutkan dengan Sambutan-sambutan.

Sambutan pertama disampaikan oleh Kades Moronyamplung Sri Rahayu yang merupakan tuan rumah menyampaikan bahwa, “Tradisi keleman adalah tradisi turun temurun yang kami lakukan sebagai upaya masyarakat dalam mengelola lahan persawahan agar tanah menjadi subur,” kata Kepala Desa Moronyamplung Sri Rahayu Sunaringsih, S. Pd saat memberikan sambutan pada acara Festival Keleman di Lapangan Bumi Moronyamplung. Senin (16/09/2024).

Lanjut Sri panggilan akrab Kades Moronyamplung, “keleman adalah salah satu tradisi yang terus dilakukan untuk mempertahankan kearifan lokal agar tetap lestari hingga ke anak cucu kelak. Keleman adalah ungkapan rasa syukur dari para petani kepada Tuhan dengan harapan agar tanaman padi mereka bisa dijauhkan dari gangguan hama dan penyakit serta agar nantinya bisa menghasilkan produksi yang maksimal yang penuh dengan keberkahan. Semua ini sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas tersedianya air bersih, kesuburan tanah, serta hasil panen yang melimpah,” ungkapnya.

Tradisi yang telah berlangsung selama tiga tahun ini bukan hanya menjadi tontonan yang memukau ribuan mata, akan tetapi juga menjadi cerminan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

“Kirab bukan sekadar ritual atau perayaan, melainkan momen sakral untuk menghormati leluhur, memohon berkah, atau mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT, “tambahnya.

Dalam setiap langkah peserta kirab serta detail kostum dan atribut yang dikenakan, tersimpan narasi panjang tentang perjalanan sebuah peradaban. Sebab, Kirab merupakan jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini, antara dunia nyata dan alam spiritual.

Dalam hal ini Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan bahwa di era modern, di mana globalisasi dan teknologi mengancam eksistensi tradisi lokal, kirab menjadi benteng budaya yang meneguhkan identitas dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.

“Melalui kirab ini, semoga akan menjadikan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan harmoni dengan alam terus dipupuk dan dilestarikan, serta menjadikannya warisan tak berbenda yang tak ternilai harganya,”ucapnya.

Selain itu ia berharap, “agar supaya festival ini bisa menggerakkan kehidupan ekonomi dan menggairahkan masyarakat untuk terus bersemangat dalam membangun, terima kasih dan mudah-mudahan ini akan terus semakin baik dari tahun ke tahun yang akan datang,” Bupati Yuhronur Efendi.

Terlebih ia (Pak Yes) panggilan beken Bupati Lamongan juga mengucapkan rasa terimakasihnya terhadap warga masyarakat Desa Moronyamplung atas kekompakannya sehingga terselenggaranya acara ini dengan sukses.

“Kami ucapkan terima kasih terhadap warga masyarakat Desa Moronyamplung atas suksesnya acara yang di gelar dalam 3 tahun ini dan harapan kami festival keleman ini bisa dilanjutkan di tahun-tahun depan dan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Moronyamplung saja, akan tetapi juga bisa di ikuti masyarakat dari luar desa Moronyamplung,”pungkasnya.

Sementara itu dari pantauan media Dorronlinenews.com bahwa antusias yang luar biasa dari warga lokal hingga luar daerah yang hadir di Festival Keleman ini tidak hanya menikmati jamuan tumpeng gratis, tapi juga hiburan. Beragam hiburan tersaji dalam festival ini, mulai dari kirab budaya, seni rebana, atraksi tari kolosal Majapahit, seni Reog, Jaranan Dhoger, dan Kuliner.(tyo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close