Peristiwa

Cegah Stunting dan gelar Jalan Sehat Perwakilan BKKBN Jatim.

Teks foto : Kaperwil BKKBN Jatim Maria Ernawati saat memberikan sambutan

SURABAYA, DORRONLINENEWS.COM – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Jawa Timur dengan berbagai upaya. Salah satunya menumbuhkan kesadaran di setiap keluarga di Jawa Timur untuk peduli akan stunting dan upaya pencegahan terjadinya stunting di lingkungannya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengatakan sesuai dengan tema besar Hari Keluarga Nasional ke-29 yaitu Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting sesuai dengan amanat Perpres 72 Tahun 2021 maka kami selalu menggaungkan kepada seluruh keluarga untuk peduli dan mendeteksi sebagai upaya pencegahan stunting dan deteksi bila ada kasus stunting segera mendapatkan pendamping dan bantuan dari Pemerintah.

“Harganas ini juga kami selenggarakan secara internal yang diikuti oleh seluruh karyawan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang hadir pagi hari ini bersama keluarga,” terang Erna panggilan akrabnya saat ditemui disela kegiatan Jalan Sehat Keluarga dalam memperingati Hari Keluarga Nasional Tahun 2022, di halaman Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Surabaya.

Erna menambahkan untuk peringatan Harganas internal telah diadakan beberapa lomba mulai lomba yel-yel, lomba kebersihan, lomba karya tulis dan puncak adalah jalan sehat bersama keluarga. Diharapkan seluruh anggota keluarga karyawan BKKBN paham apa itu stunting dan bisa membantu Pemerintah dalam menyukseskan program percepatan penurunan angka stunting di Jawa Timur dan Indonesia khususnya.

“Untuk percepatan penurunan angka stunting di Jawa Timur kami telah membentuk 31.243 tim pendamping keluarga (TPK), dimana setiap TPK terdiri dari tiga unsur yaitu bidan, PKK dan Kader KB yang bertugas untuk mendampingi keluarga beresiko stunting dengan edukasi, sosialisasi dan pendampingan,” tuturnya.

Diharapkan dengan terbentuknya 31.243 TPK di seluruh Jawa Timur maka setiap keluarga akan mendapatkan informasi tentang apa itu stunting dan bagaimana pencegahan bisa didapatkan setiap keluarga di seluruh Jawa Timur. Sehingga akan tumbuh keluarga yang peduli untuk mencegah terjadinya stunting di lingkungannya.

“Bila ada kasus stunting maka keluarga stunting tersebut akan mendapatkan pendampingan serta mendapatkan bantuan makanan tambahan agar balita penderita stunting bisa segera teratasi,” jelasnya.

Untuk diketahui saat ini prevelensi angka stunting di Jawa Timur sebesar 23.5 persen sedang angka prevalensi Stunting Nasional sebesar 24,4 persen. Target Pemerintah prevalensi angka stunting di Indonesia pada tahun 2024 adalah 14 persen. (Anam)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close