Peristiwa

Salut, Pemdes Guranganyar Cerme Edukasi Pola Hidup Sehat Agar Warga Bebas Stunting dan Penyakit Menular

GRESIK, DORRONLINENEWS.COM – Patut dicontoh! Pemerintah Desa ( Pemdes) Guranganyar, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terus melakukan upaya nyata dalam meningkatkan kesadaran warganya tentang pentingnya penerapan pola asuh anak yang benar, untuk menekan angka stunting pada anak. Dan pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit, khususnya penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan HIV/ Aids

Adapun salah satu langkah kontritnya yakni mengedukasi warga masyarakat melalui kegiatan Sosialisasi tentang Stunting dan Pernikahan Dini, pada Jum’ at, 20 Juni 2025, yang digelar di balai Desa Guranganyar, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

Sosialisasi stunting dan pernikahan dini ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting, bagi warga Guranganyar, khususnya kaum ibu. Selain itu, sosialisasi juga fokus pada penguatan parenting, dengan menekankan pentingnya peran perempuan dalam mendidik anak secara tepat.

Nampak sejak pagi, puluhan warga, mulai dari bapak bapak, ibu menyusui, ibu PKK dan kader kesehatan dari Desa Guranganyar, dengan penuh semangat mendatangi balai desa, untuk mengikuti kegiatan ini. Selain mendapatkan materi tentang pencegahan stunting dari tenaga kesehatan setempat, warga juga mendapatkan materi terkait penyakit menular

Kepala Desa (Kades) Guranganyar, Cerme, Sariyadi mengatakan jika kegiatan ini sebagai wujud nyata kehadiran Pemerintah Desa Guranganyar, untuk terus mendorong warga menerapkan pola hidup sehat dan pola asuh anak yang benar.

Dikatakan Kades Sariyadi, Sosialisasi juga menjadi wadah edukasi perempuan khususnya para ibu menyusui, yang memiliki peran penting dalam pola reproduksi hingga pengasuhan anak.

“Dengan edukasi ini, saya optimistis angka stunting di Guranganyar akan terus dapat ditekan hingga titik zero stunting,” ucapnya, Jum’at (20/6/2025)

“Alhamdulilah saat angka stunting didesa kami turun dari ini tinggal 4 balita dengan stunting,” tegasnya

Pria murah senyum ini juga mengingatkan peserta sosialisasi, untuk berperan aktif dalam menyebarkan informasi- informasi yang didapatnya terkait penanganan kasus stunting, kepada sanak saudara dan tetangganya, agar tidak ada lagi anak anak warga Guranganyar yang terkena stunting

“Kita fokuskan peranan wanita di desa, terutama menghadapi stunting. Jadi untuk menambah ilmu dan menambah wawasan dari ibu-ibu dan ibu-ibu PKK serta pendamping keluarga untuk turut serta fokus pada pengurangan stunting,” ujarnya.

Sementara itu, bidan Desa Siti Muzaiyanah. A.Jd.Keb, dalam paparannya menyatakan jika untuk mencegah stunting, diperlukan adanya pemenuhan gizi yang seimbang dan penerapan pola hidup sehat.

Menurutnya pola asuh hidup sehat juga dapat dimulai dari mengajarkan anak- anak tentang menggosok gigi.

“Kalau giginya sehat, maka dia bisa makan dengan baik. Tapi jangan lupa gizinya yang seimbang, ” terang bu Muzaiyanah

Untuk diketahui, selain sosialisasi stunting dan pernikahan dini, Pemdes Guranganyar juga menggelar sosialisasi tentang penyakit menular, seperti TBC, Hepatitis( Peradangan pada hati), HIV/ Aids

Dalam penjelasannya, Niswatin choiriyah S. ST, bidan dari Puskesmas Dadapkuning, mengatakan jika penyakit TBC atau tidak menular melalui perlengkapan pribadi, maupun tempat tidur

“TBC tidak menular melalui perlengkapan pribadi, dan tempat tidur,” terang Ibu bidan

Lebih detail bidan Niswatin membeberkan, jika orang dengan HIV/AIDS, lansia, dan penderita diabetes melitus, memiliki risiko lebih tinggi terkena tuberkulosis (TBC)

“Hal ini karena kondisi-kondisi tersebut, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih sulit melawan infeksi bakteri TBC,” ungkapnya.

“Kita dapat mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh, melalui makan bergizi, olah raga dan pola hidup sehat,” imbuhnya

Untuk penderita TBC, bidan Niswatin mewanti- wanti agar mereka minum obat secara teratur, pasien TBC juga harus menutup mulut saat dahak dan batuk serta tidak membuang dahak sembarangan.

“Kuman TBC akan mati jika terkena sinar matahari,” tutupnya

Usai mengikuti sosialisasi, pak Djadi( 67), warga Gurangkulon mengaku sangat antusias dan senang dengan adanya pemberian materi terkait penyakit menular, khususnya TBC

“Ya menurut saya sosialisasi ini sangat baik. Soalnya dulu bapak juga kena penyakit TBC. Jadi pengalaman,” ujarnya

Pak Djadi lalu menceritakan jika dirinya juga sempat berhenti berobat selama dua bulan. Tapi karena dorongan keluarga, akhirnya proses pengobatan penyakit TBC nya dilanjutkan.

“Berobat pakai umum selama 6 bulan. Sembuh tinggal dikit tambah 4 bulan konsumsi obat lagi. Sekarang sudah enak. Biasanya jalan tiga meter udah ngos ngosan,” pungkasnya. (Ono)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close