Anggota DPR RI Komisi VI Dapil Jawa Timur Gelar Reses Tampung Aspirasi Masyarakat Petani Dan Peternak

LUMAJANG,DORRONLINENEWS – Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi Gerindra, H Kawendra Lukistian SE MSn (Maskawe) melaksanakan kegiatan reses di desa Jarit, kecamatan Candipuro, kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut, beliau secara langsung bertatap muka dengan para petani dan peternak setempat guna menyerap aspirasi dan mendengarkan berbagai persoalan yang mereka hadapi, Rabu (18/06/2025).
Mengawali acara tersebut, Ali Sujarwo selaku tuan rumah sekaligus mewakili para petani dan peternak di wilayahnya, menyampaikan apa yang menjadi keluhan masyarakat. “Kenapa kami kumpulkan petani dan peternak, karena secara kongkrit di lapangan kami itu menangis. Kami ucapkan selamat kepada pemerintah, atas suksesnya swasembada pangan. Kita sudah ekspor jagung ke Malaysia kalau tidak salah, selama 27 tahun baru sekarang bisa swasembada pangan. Namun sebagai petani kami menangis, padahal kalau kita lihat di Lumajang rata-rata perhektar itu perolehannya hanya 4,3 ton”, ungkap Ali.

“Nangis kan, dengan swasembada pangan ini saya tidak bangga kenapa, kami merasakan sendiri bumi setengah hektar itu gaji kami perhari kalau dihitung hanya 14 ribu perhari. Belum lagi ini ada bukti kongkrit, musibah wereng, semakin tidak kembali modalnya. Belum lagi kemarin, jagungnya jadi jagung es krim, tinggal janggelnya yang disisakan. Dua malam, semua lahan jagungnya menjadi jagung es krim, ini yang terjadi di lapangan. Ada lagi petani penderes kelapa, harganya kalah dengan gula yang bukan gula kelapa, sama-sama merahnya. Begitu yang perlu kami sampaikan, ini kenyataannya, yang kami inginkan mohon binaan dan petunjuknya”, terang Ali.
Begitu juga yang disampaikan Iskhak Subagio SE ketua HKTI Muldoko Lumajang, bahwa hari ini memang betul-betul terjadi apa yang disampaikan para petani dan peternak disini. “Pak Ali ini adalah salah satu motor di desa ini yang membina para petani dan peternak, konsep gagasannya adalah pertanian sing gak onok mbuak’e semua ada manfaatnya. Kita akan membuat tabulasi apa yang harus segera disikapi, contohnya pupuk yang dari 40 peraturan sekarang 2-3 menteri sudah selesai. Tadi juga disinggung terkait irigasi, sampai hari ini kita hanya bisa mbangun tapi ngerawatnya tidak ada”, jelas Iskhak.
“Irigasi kita masih konvensional, kita manfaatkan teknologi. Sekarang kedungnya sudah hilang yang diciptakan secara alami, karena sedimentasi dan sampah. Teman-teman disini itu jauh dari pencitraan, beliau hanya bisa mengungkapkan ini permasalahan saya, ini batas kemampuan kami, tolong pemerintah menutup terkait regulasi apa yang bisa disinergikan. Hingga saat ini saya masih belum pernah ketemu CSRnya dari BUMN kabupaten Lumajang yang untuk irigasi, padahal kita butuh itu, Jalan Usaha Tani dan irigasi walaupun hanya sekedar”, harapannya.

Kegiatan reses ini merupakan bagian dari tanggung jawab anggota legislatif untuk turun langsung ke daerah pemilihan (Dapil) guna menjaring masukan dari masyarakat. Kawendra (Maskawe) menyampaikan bahwa suara rakyat, khususnya dari sektor pertanian dan peternakan, sangat penting dalam merumuskan kebijakan nasional, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan pangan dan ketahanan ekonomi daerah.
“Terimakasih sekali saya punya banyak catatan yang disampaikan para petani dan peternak melalui pak Ali sebagai koordinatornya, ini saya dapat oleh-oleh aspirasi dari masyarakat yang harus kita perjuangkan. Saya kalau tidak ada oleh-oleh ini, apa yang harus saya sampaikan. Hari ini akan saya perjuangkan, mari kita sama-sama berjuang. Petani adalah garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan bangsa. Sudah seharusnya mereka mendapatkan perhatian serius dari pemerintah”, ujar Maskawe.
Dalam dialog terbuka, para petani menyampaikan keluhan mengenai kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsidi, serta terbatasnya akses permodalan untuk meningkatkan produksi. Sementara para peternak mengeluhkan mahalnya harga pakan dan kurangnya dukungan teknis dari pemerintah. (Jwo)