Warga Bungah Gresik Bentengi Sawah dari Luapan Bengawan Solo dengan Tanggul Darurat

GRESIK, DORRONLINENEWS.COM – Kekhawatiran akan gagal panen menghantui para petani di Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, menyusul ancaman banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, Minggu (18/05/2025).
Sebagai respons cepat, puluhan petani bersama warga dan Pemerintah Desa Bungah bahu-membahu membangun tanggul darurat menggunakan ribuan karung berisi tanah.
Aksi gotong royong ini dilakukan di area persawahan yang berbatasan langsung dengan anak sungai dan pematang sawah, tepatnya di antara Dusun Dukuh dan Dusun Karangpoh.
Dengan alat seadanya seperti cangkul, warga bersemangat membuat benteng sepanjang kurang lebih 100 meter. Sebanyak 1000 karung goni bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik dimanfaatkan maksimal, diisi tanah dan ditata rapi untuk menahan terjangan air sungai.
Kepala Desa Bungah, Subaqir, menjelaskan bahwa upaya ini merupakan langkah preventif untuk melindungi 39 hektar lahan pertanian yang membentang di tiga dusun, yakni Karangpoh, Dukuh, dan Kaliwot.
“Kami bergerak cepat setelah mendapatkan bantuan karung dari BPBD semalam. Kerja bakti dimulai pagi tadi dan berlangsung hingga menjelang siang,” ungkapnya.
Subakir menambahkan, wilayahnya telah mengalami banjir luapan Bengawan Solo sebanyak tiga kali pada tahun ini, sehingga tindakan pencegahan menjadi sangat krusial.
Lebih lanjut, Subaqir berharap pemerintah daerah dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir musiman ini.
“Harapan kami besar agar pemerintah kabupaten segera membangun tanggul permanen di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, F.X. Driatmiko Herlambang, membenarkan adanya luapan Sungai Bengawan Solo yang mulai menggenangi permukiman warga di Desa Bungah sejak Minggu siang. Ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 50 sentimeter.
“Peningkatan debit air Sungai Bengawan Solo ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu selama beberapa pekan terakhir,” jelas Miko.
Miko menambahkan, Desa Bungah menjadi salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap banjir luapan Bengawan Solo lantaran belum adanya infrastruktur tanggul yang memadai.
“Kondisi ini menyebabkan air sungai dengan mudah melimpas ke area persawahan dan permukiman. Banjir di wilayah ini juga cenderung sulit surut karena terperangkap di area persawahan,” pungkasnya.
Upaya gotong royong membangun tanggul darurat ini menjadi potret kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat Desa Bungah dalam menghadapi bencana.
Namun, solusi permanen dari pemerintah daerah tetap menjadi harapan utama agar ancaman banjir luapan Sungai Bengawan Solo tidak terus menghantui masa depan pertanian dan kehidupan warga setempat.(Ono)