Peristiwa

Program Pompa Air Tenaga Surya Yosowilangun Kidul Diduga Bermasalah

LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Guna menunjang program swasembada pangan, desa Yosowilangun Kidul terima program bantuan sistem Irigasi Teknik berupa Pompanisasi Tenaga Surya. Namun diduga tidak tepat sasaran, sarat dengan kepentingan pribadi dan kurang tepat penempatannya, Sabtu (10/05/2025).

Menurut sumber informasi yang diterima awak media, bahwa diketahui jika pompa bantuan bertenaga surya tersebut ditempatkan di lahan pribadi milik keluarga besar Singgih. Padahal Singgih Pegawai di dinas Pertanian, sekaligus ketua UPKK yang ditunjuk oleh Gapoktan desa Yosowilangun Kidul. Dan juga tidak ditemukan papan informasi, terkait sumber dana yang digunakan.

Puji Widodo selaku PPL Dinas Pertanian kabupaten Lumajang saat dikonfirmasi awak media mengatakan, bahwa pada survei awal seharusnya lokasi penempatannya sekira 100 meter di Utara lokasi penempatan saat ini. “Kebetulan waktu survei saat itu saya gak ada disitu, kalau survei awal di utaranya itu. Pertimbangannya kan saluran ada yang ke Timur, begitu saya lihat tiga hari kemudian sudah dibor di tempat itu”, terang Puji, Sabtu (03/05/2025).

Dikatakan Puji, bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut sudah dirinya serahkan kepada Singgih, sedangkan dirinya hanya sekedar mengawasi.
“Saya kan tidak terlibat langsung, dan pelaksanaannya Saya serahkan ke Mas Singgih. Saya cuma mengawasi kalau ada orang bekerja tapi tidak tiap hari. Terkait berapa besarnya dana yang digunakan untuk kegiatan tersebut sekitar Dua ratus jutaan”, tambah Puji, saat dikonfirmasi di kantor desa Yosowilangun Kidul.

Namun keterangan berbeda diungkapkan oleh Susilo selaku Ketua Kelompok Tani Adil, penerima bantuan Sistem Irigasi teknik ketika dikonfirmasi di rumahnya pada Kamis (8 Mei) mengakui jika bantuan tersebut kurang lebih bernilai Rp 112.000.000.
“Rp 112 juta kurang lebih. Oh anu ….. tadi pagi kan gropyo’an tikus di sawah, itu PPL nya keliru ngomong, Pak Puji cerita sama pengurus kalau keliru ngomong”, ungkap Susilo.

Singgih, selaku ketua UPPK desa Yosowilangun Kidul yang juga pegawai di Dinas Pertanian, kepada awak media saat dikonfirmasi di kantornya menyatakan, bahwa anggaran pompa tersebut senilai Rp 112.800.000,- per titik. “Jumlahnya 77 titik, yang 77 titik itu dua kali, jadi ini yang terakhir. Terkait penempatan pompa itu memang usulan dari kelompok tani, jadi pengusulnya kalau yang dari pertanian harus kelompok tani atau Gapoktan”, ujar Singgih.

“Jadi penempatannya di titik-titik lahan yang khususnya tanaman padi, jadi kami jelaskan juga memang kalau usulan dari kelompok semuanya. Tidak semerta-merta di situ, jadi melihat dari beberapa parameter, dari prosedurnya, dari hamparan luas tanaman padi harus yang tertanami. Jadi semuanya usul dari down to up, jadi dari bawah ke atas. Untuk penentuannya dari teman-teman kabupaten dengan melihat beberapa parameter, kemudian dari kedalaman sumber minimal 30 meter, kedalaman kebawah itu harus sudah nemu titik air”, terangnya.

Terkait penempatan pompa di lahan pribadinya, Singgih menjelaskan, bahwa yang diusulkan sebenarnya tambahan yang awalnya mepet. “Yang diusulkan sebenarnya banyak, dari kelompok itu ada 150 sekian. Ada beberapa kelompok yang tidak terpenuhi dari parameternya dari segi pemetaan, soalnya tidak sertamerta disitu, pertama lokasinya tidak disitu yang kedua ketika membutuhkan air. Jadi ketika bulan itupun yang bisa cepat untuk tanaman padi daerah situ, itupun kita juga mengetahui dari pengurus, tidak sertamerta saya yang menentukan disitu. Sudah ada rapat dari ketua, bendahara, sekretaris, PPL, kelompok tani kemudian didampingi Babinsa juga”, jelas Singgih. (Jwo)

Bersambung……

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close