Peristiwa

Seniman Jalanan Lamongan Suarakan Aspirasi pada Reses & Doa Bersama

LAMONGAN, DORRONLINENEWS.COM – Dalam momentum yang penuh makna, para seniman jalanan Lamongan bersama rekan-rekan dari berbagai daerah berkumpul dalam acara Reses dan Doa Bersama. Acara yang berlangsung di kediaman Parayetno, Ketua RT 03/01 Banaran – Babat, ini menjadi wadah bagi para seniman untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait pengembangan seni dan budaya di tingkat daerah (21/03/2025)

Dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari komunitas pengamen jalanan (KPJ) dari Lamongan, Gresik, Tuban, hingga Bojonegoro, serta perwakilan pengasong, tukang ojek, becak, mahasiswa, dan pemerhati seni, acara ini bukan sekadar ajang silaturahmi. Lebih dari itu, ia menjadi panggung bagi suara-suara kreatif yang selama ini kurang mendapat ruang dalam kebijakan publik.

Dalam sambutannya, Yak Husen, anggota DPRD Kabupaten Lamongan yang turut hadir, memberikan apresiasi terhadap karya-karya para seniman jalanan. “Lagu-lagu yang diciptakan seniman jalanan tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga edukatif dan menjadi identitas kekaryaan yang khas. Ini membuktikan bahwa seniman jalanan di Babat-Lamongan tetap produktif, meskipun arus industri seni semakin dominan,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya kebijakan yang lebih inklusif dalam industri kreatif daerah. “Industri kreatif yang dikembangkan pemerintah sebaiknya tidak hanya berorientasi pada produk kerajinan semata, tetapi juga mencakup seni musik, teater, tari, dan seni rupa,” tambahnya.

Gagasan dan Aspirasi untuk Kemajuan Seni Daerah
Dalam sesi diskusi, para seniman jalanan mengajukan beberapa usulan strategis, antara lain:

  1. Lomba Karya Cipta Lagu Tematik
    Setiap tahun, pemerintah daerah diharapkan menyelenggarakan kompetisi penciptaan lagu yang kemudian dikurasi dan dirilis dalam bentuk album kompilasi.
  2. Pembinaan Seniman Jalanan
    Pemerintah diharapkan memberikan pendampingan dan membuka peluang bagi seniman jalanan untuk menampilkan karya mereka, baik dalam ruang publik maupun acara resmi.
  3. Lomba Penulisan Naskah Film dan Teater
    Karya terbaik dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan ditampilkan dalam ajang pertunjukan teater atau film, sehingga seni pertunjukan dapat berkembang lebih luas.
  4. Lomba Tari Kreasi dan Seni Rupa
    Kompetisi tari tahunan serta lomba seni rupa lintas pelajar diusulkan agar bakat-bakat muda mendapat ruang berekspresi. Lima karya terbaik nantinya dipamerkan dan dilelang untuk memperkuat ekosistem seni lokal.

Menurut Rokhim, koordinator acara, usulan-usulan ini berangkat dari konsep “Empat Sahabat Kebudayaan” yang meliputi kata, nada, gerak, dan warna. “Keempat unsur ini adalah wasilah dalam membentuk karakter manusia. Jika seni dan budaya mendapatkan tempat yang lebih baik, maka ia dapat menjadi alat dalam membangun peradaban yang lebih beradab,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar pertemuan, acara Reses dan Doa Bersama ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa seni jalanan bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari identitas dan kekuatan perubahan sosial. Dengan sinergi antara seniman dan pemerintah, bukan tidak mungkin ekosistem seni di Lamongan semakin berkembang dan memiliki daya saing di tingkat nasional.(tyo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close