Peristiwa

Momen HPN 2025 Di Lumajang Terkesan Awak Media Pecah Dua Kubu

LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Peringatan Hari Pers Nasional yang digelar di Pendopo Arya Wiraraja kabupaten Lumajang baru-baru ini menjadi sorotan, bukan hanya karena acara yang berlangsung meriah, tetapi juga karena adanya gonjang-ganjing dalam perbincangan mengenai dua kriteria wartawan yang ada di daerah tersebut “Wartawan Resmi Dan Tidak Resmi”.

Mengawali sambutan dalam acara tersebut, ketua PWI kabupaten Lumajang, Mujibul Choir (Gus Choir) mengatakan, bahwa puncak peringatan Hari Pers Nasional 2025 di Lumajang ini dengan tema “Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas”. “Pers harus mampu menyampaikan berita berdasarkan kebenaran, sesuai dengan fakta di lapangan. Tantangan utama bagi insan pers adalah, harus teguh dalam menjalankan tugas, serta jujur, adil dan bertanggung jawab”, ujar Gus Choir, Kamis (20/03/2025).

“Mari, jadikan hari pers sebagai pintu untuk memperkuat komitmen kita dan menghadirkan jurnalis yang berkualitas, bermartabat dan berintegritas. PWI kabupaten Lumajang dalam hal ini menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bertujuan untuk mencetak wartawan yang profesional, bermartabat sekaligus memutus wartawan yang terbiasa copy paste berita. Wartawan di Lumajang jumlahnya lebih dari 150 orang, namun yang resmi lulus UKW InsyaAllah 26 persen jauh dari harapan”, ungkapnya.

Dilanjutkan sambutan kedua oleh bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah). Dirinya mengucapkan selamat ulang tahun kepada insan pers, bupati menganggap media itu sangat berpengaruh. “Media sahabat pemerintah, pemerintah sahabat media. Kita bersahabat, kita sama-sama berkomitmen membangun Lumajang. Dalam pemerintahan saya dan mas Yudha harus ramah media, sebaliknya media harus ramah kepada pemerintah. Kita komitmen membangun Lumajang bersama-sama, jadi yang membangun Lumajang tidak hanya pemerintah, tidak hanya eksekutif, tidak hanya legislatif, tidak hanya yudikatif, tetapi juga insan pers”, terang Bunda Indah.

“Kalau komitmennya membangun, maka nggak ada lagi tulisan yang menjelek-jelekkan Lumajang. Dinas, camat, perbankan atau siapapun nggak boleh alergi terhadap media. Jadi apa yang media butuhkan disampaikan, kunci utamanya adalah Kominfo. Jadi apapun yang menjadi kebutuhan data dan lain-lain informasi Kominfo harus bisa memenuhi, Kominfo adalah rumah yang nyaman bagi pers. Kita bicara yang profesional, jadi ada sekitar 50 orang awak media di Lumajang”, jelasnya.

Dalam hal ini muncul isu mencuat setelah sejumlah pihak mempertanyakan perbedaan antara wartawan yang diakui secara resmi oleh lembaga pers dan mereka yang tidak terdaftar secara formal. Beberapa media mengungkap bahwa kriteria wartawan resmi di Lumajang mengacu pada mereka yang terdaftar dalam organisasi pers atau memiliki kartu pers yang dikeluarkan oleh Dewan Pers. Sementara itu, wartawan yang dianggap tidak resmi dikategorikan sebagai mereka yang tidak terdaftar dalam organisasi tersebut, meskipun mereka tetap bekerja sebagai jurnalis di lapangan.

Ketegangan semakin meningkat ketika beberapa pihak mengungkapkan kekhawatiran bahwa adanya wartawan yang tidak resmi dapat menurunkan standar profesi jurnalisme di Lumajang, yang berpotensi menimbulkan disinformasi. Namun, di sisi lain, beberapa pihak menilai bahwa siapa pun yang menjalankan tugas jurnalistik berhak untuk dihargai, terlepas dari status resmi mereka.

Sejumlah pihak di pendopo juga mengungkapkan perlunya peningkatan pengawasan terhadap wartawan, baik yang resmi maupun tidak resmi, untuk menjaga kredibilitas dan kualitas berita yang disampaikan kepada publik. Seiring berjalannya waktu, perbincangan mengenai kriteria ini terus berkembang, mengundang perhatian berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan kalangan pers itu sendiri.

Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) pun diminta untuk memberikan klarifikasi dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbedaan status wartawan tersebut dalam waktu dekat. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi mengenai langkah-langkah konkret untuk mengatasi isu ini. (Jwo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close