Study Tour Kerap Menjadi Keluhan Walimurid, Ini Kata Ketua GAKI Blitar
Teks foto : Moch Syafik Ketua Lembaga Gerakan Anti Korupsi Indonesia (GAKI) Blitar Raya.
BLITAR, DORRONLINENEWS.COM – Beberapa sekolah Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Blitar sering kali mengadakan study tour atau kunjungan edukasi ke berbagai kota. Namun, banyak orang tua mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dibayarkan untuk kegiatan study tour yang sudah ada kesepakatan Harga Antara Pihak Event Organizer dengan Sekolah tersebut, apalagi dengan biaya yang Fantastis terkadang fasilitas transportasi, asuransi , penginapan,Makan dan akomodasi yang lain terkadang tidak masuk akal namun masuk dikantong pribadi para oknum guru yang menjadi panitia pelaksana kegiatan tersebut.
Biaya yang dikeluarkan untuk study tour ini menjadi beban tersendiri bagi sebagian orang tua yang berada dalam kondisi ekonomi ke bawah.
Kondisi ini menjadi sorotan Ketua Lembaga Gerakan Anti Korupsi Indonesia (GAKI) Wilayah Blitar Raya, Mochamad Syafik.Ia meminta Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Blitar untuk mengevaluasi dan membuat kebijakan tegas terkait kegiatan study tour yang dilakukan oleh sekolah-sekolah ke luar kota hanya sebagai sarana untuk mencari keuntungan pribadi Oknum Kepala Sekolah beserta Oknum Guru Yang Menjadi Panitia pelaksana hingga puluhan juta rupiah.
Ia mengungkapkan sudah banyak menerima laporan dan keluhan para orang tua terkait kebijakan kegiatan study tour yang diadakan sekolah tersebut. Menurutnya, hal tersebut dihapuskan saja atau cukup studytour didalam Kota sekaligus upaya pengenalan destinasi pariwisata yang ada dikabupaten Blitar.
Kami menerima aduan dari wali murid banyak yang mengeluh tentang kegiatan study tour sekolah, memang tidak diwajibkan oleh pihak sekolah, tapi dianjurkan oleh gurunya.
Kalau sudah ada kata dianjurkan berarti anak-anak itu pengen ikut semuanya.
Bagi yang mampu dan mempunyai tabungan pasti bisa ikut, tapi yang tidak mampu dan tidak mempunyai tabungan kasihan orang tuanya,” ungkap Mochamad Syafik, Sabtu (9/11/2024).
Ia mengimbau Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pendidikan untuk segera mengevaluasi kegiatan study tour yang memakan biaya banyak dan membebankan para orang tua.
Anggaran study tour SMPN 1 Gandusari yang dikeluarkan Oleh Wali murid sebesar Rp.1,365.000 per siswa Dengan Tujuan Bali Pada Tanggal 4 November Hingga 8 November 2024 Kemarin.
Dengan Rincian Pembayaran Rp.1.365.000 Per Siswa Itu Untuk Sewa Bus Dari PO Zen Putra Sebesar Rp.14.500.000,Tiket Tanah Lot Rp.25.000,Tiket Panglipuran Rp.20.000,Tiket GWK Rp.80.000,Tiket Tirta Empul Rp.30.000,Tiket Bedugul Rp.25.000,Tiket Waterblow Nusa Dua & Tari Barong Dengan Sistim Borongan Perbus Rp.400.000.
Selain Tiket Obyek Wisata Tersebut Juga Sudah Termasuk Biaya Makan dan Catering Sebesar Rp.18.000 dan Biaya Hotel Berybiz Rp.250.000 Per Kamar diisi 4 Anak, Sedangkan Untuk Guru Biasanya Diisi 2 Orang.
Dengan Semua Biaya Rp.1.365.000 tersebut belum lagi biaya jajan dan oleh oleh selama di sana,” jelasnya.
Mochamad Syafik Menambahkan Biaya Tersebut Yang Disetorkan Para Walimurid kepihak Sekolah, Sedangkan Sekolah Setor Kepada Pihak Event Organizer yang sudah ditata sebelumnya otomatis tidak segitu setorannya,karena Harga tersebut sudah pasti di Mark Up oleh Pihak Panitia Pelaksana, imbuhnya.
Lembaga GAKI Berharap Pihak Sekolah SMPN 1 Gandusari Blitar Berani Audens Dengan Melibatkan Berbagai Pihak Terkait RAB Yang Dipungut Dari Walimurid dengan RAB Yang Disetorkan Kepada Pihak Jasa EO dalam hal ini Mitra Nusantara Tour, Tambahnya.
Sementara itu ditempat terpisah Pihak Panitia Pelaksana Pasca Mencuatnya Pemberitaan Pada Edisi Sebelumnya Langsung Memberikan klarifikasi ke publik “Pak Erwin jangan membuat berita yang tidak benar di medsos.
Perlu di ketahui, Kegiatan Outing Class ke Bali tidak wajib, ada 59 siswa yang tidak ikut dan tidak membayar apapun ke Biro atau kesekolah.
Kegiatan outing class tersebut diawali dengan musyawarah perwakilan kelas 8 yg menghendaki outing class sekolah memberikan opsional tujuan tujuan, selanjutnya Waka kesiswaan menindaklanjuti dengan edaran ke wali murid tentang ijin dan tujuan yang diminta anak anak. Kemudian di lanjutkan dengan sosialisasi biro pada wali murid.
Kegiatan kami juga sudah memberitahu pada dinas pendidikan dan Kepolisian setempat dalam hal ini pihak Polsek Gandusari. Bapak Ibu guru pendamping juga membawa surat tugas resmi yg di upload di aplikasi presensi Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.
Bis medium yg dimaksud itu karena adanya penambahan peserta yg tetap ingin berangkat tahun ini karena jumlahnya tidak memenuhi untuk menggunakan Bus besar maka kita tawarkan ke siswa dan orangtuanya keberatan atau tidak menggunakan Bus Medium,Dan sudah Kita sosialisasikan pula.
Untuk penggunaan Bus Sekolah sangat hati hati Tahun lalu kami bekerjasama dengan EO Mitra Nusantara sekolah kita menggunakan Bus Pandawa 87.
Sedangkan Tahun ini Pihak EO Mitra Nusantara Memberikan kami PO Zein Putra & PO Kentjono Wungu Tahun 2024 Meskipun Tidak Melampirkan Surat Kelengkapan Kendaraan Yang Dimaksud Tapi Itu Jetbus 5.
Tentang Kepanitiaan Ya memang selalu menyertakan Kepala Sekolah selaku penanggung jawab Kegiatan, Waka Kesiswaan untuk mengawal Kegiatan Siswa,
Humas sekolah orang yang harus mengetahui semua kegiatan Guru maupun Siswanya.
Sedangkan Kurikulum untuk memastikan kegiatan pembelajaran tetap Berlangsung disaat ada tuduhan gurunya berbondong-bondong ikut Outhing Class, Waka Sarpras bertugas untuk memastikan Keamanan dan Kenyamanan para siswa,,
Perlu diketahui oleh publik sekolah hanya menugaskan 19 Guru pendamping untuk kegiatan Outing Class ke Bali ini agar kegiatan pembelajaran tetap Berlangsung kondusif, kita juga menyertakan Ketua Komite sebagai perwakilan Orang tua dan Guru Pendamping selalu berganti-ganti agar semua mengetahui Tupoksi di saat mendampingi Kegiatan Siswa di luar sekolah.
Akan sangat lucu kegiatan seperti ini jika tidak melibatkan Kepala Sekolah dan Wakanya. (R_win)