Melalui Sedekah Bumi, Warga Dusun Mboro Lestarikan Kearifan Lokal & Merajut Harmoni Dengan Alam
GRESIK, DORRONLINENEWS.COM – Salah satu adat atau tradisi masyarakat Jawa yang hingga hari ini masih eksis adalah tradisi sedekah bumi atau yang biasa disebut sebagai Bersih Dusun. Tradisi ini umumnya dilaksanakan setiap tahun sekali sebagai ungkapan syukur masyarakat atas limpahan berkah mulai dari kesehatan, panjang umur, hingga kelancaran rizki serta sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur yang telah mengawali mbabat alas (membuka lahan lahan baru atau menebangi pohon di hutan) yang saat ini dapat ditempati sebagai kawasan pemukiman yang disebut dengan desa.
Tradisi Bersih Dusun di Desa Sidowungu khususnya Dusun Mboro menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat berkolaborasi dalam praktik pembangunan berkelanjutan. Tradisi ini tidak hanya menjaga keseimbangan ekologis melalui penghargaan terhadap alam, tetapi juga memperkuat identitas kolektif dan solidaritas sosial dalam masyarakat.
Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Sedekah bumi sangat populer di Pulau Jawa. Seperti halnya warga masyarakat Desa Sidowungu khususnya warga Dusun Mboro setiap tahun melestarikan salah satu kearifan lokal ini.
Sedekah Bumi Dusun Mboro, ditentukan oleh hasil musyawarah para panitia, Kepala Desa dan diberikan izin Forkopimcam Menganti dengan hasil rangkaian Sedekah Bumi dilaksanakan pada hari Jum’at (27/09/2024) sampai hari Minggu (29/09/2024) dengan menggelar acara tahunan yang sudah di gelar selama 3 hari yakni mulai hari jumat dengan gelaran sholawat, dilanjut dengan tradisi grebek ayam sebanyak 3 ton dilaksanakan pada hari sabtu dan pada puncak acara kirab budaya yang di ikuti 16 RT yang ada di Dusun Mboro, Desa Sidowungu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Sebelum memberangkatkan kirab budaya Kades Suedi mengajak berdoa bersama, yang selanjutnya beliau melepaskan peserta kirab dengan bacaan Bismillahirrahmanirrahim, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Dengan di tandai pecah kendi yang berisikan air dan bunga dengan bermacam warna oleh ketua panitia dan di saksikan Kepala Desa (Kades) Sidowungu Suedi didampingi istri tercinta beserta pemdes Sidowungu bersama Tim keamanan Kapolsek Menganti AK Roni Ismullah dan Kanit Lantas Menganti, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Anggota Satpol PP, dan Linmas pertanda resmi dimulainya kirab budaya Sidowungu 2024.
Adapun himbauan dari Kapolsek Menganti AKP Roni Ismullah diharapkan agar seluruh peserta agar mentaati beberapa peraturan yang sudah di sepakati bersama dalam rapat atau musyawarah panitia bersama Kades. “Yang pertama mohon kerjasamanya untuk panitia agar ikut serta menjaga kamtibmas dalam pengamanan penonton saat peserta berada di jalan Raya, mengingat ruas jalannya sempit dan jalur lalu lintas jalan raya Sidowungu sangat padat, dan untuk peserta diharapkan sesampainya keluar di jalan raya jangan terlalu banyak atraksi, langsung saja lanjut menuju finish,” imbaunya.
Lanjut Kapolsek Roni,”Saya minta untuk seluruh peserta agar jangan ada yang membawa atau dalam pengaruh minuman keras (Miras), serta yang terakhir jangan sampai ada peserta yang joget di atas sound supaya tidak ada hal hal yang tidak di inginkan. Hal tersebut guna menjaga kelangsungan kegiatan ini dengan lancar aman dan tertib hingga selesai,”pintanya.
Kemeriahan puncak acara yang sangat meriah. Hal tersebut dibuktikan saat para peserta kirab budaya keliling dari dusun Mboro menuju finish yang melintas di sekitar jalan raya Sidowungu – Menganti yang memantik ribuan penonton turut melihat semaraknya kirab budaya yang di iringi sound horeg, dalam sedekah bumi yang digelar rutin tiap tahun.
Sesampainya di Finish Ucapan terimakasih juga dilontarkan Kades Suedi di atas panggung yang megah,”Terimakasih atas kehadiran dan kekompakan serta semangatnya seluruh warga dusun Mboro yang ikut berpartisipasi dalam rangka kirab budaya Sedekah bumi di tahun ini, mengingat dalam pelaksanaan arak arakan kali ini berjalan lancar sampai selesai, dalam hal ini kami selaku Kepala desa Sidowungu mewakili pemdes dan panitia penyelenggara meminta maaf apabila ada kekilafan dalam tutur kata ataupun perbuatan yang kurang berkenan,” ungkapnya.
Penyelenggaraan kirab budaya ini ialah bentuk upaya untuk melestarikan warisan budaya leluhur yang hampir punah karena peradaban zaman. Sedekah bumi ini merupakan wujud syukur warga terhadap sang pencipta, untuk memperingati terbentuknya Dusun Sidowungu, yang di buat oleh para sesepuh desa kala itu
“Untuk itu, momen tasyakuran sedekah bumi dan kirab budaya ini merupakan bentuk rasa terimakasih terhadap sang pencipta dan juga menghormati para danyang (sesepuh) desa yang hingga kini masih ikut menjaga kelangsungan hidup warga,” tambah Kades Suedi.
Sebelum mengakhiri sambutannya di panggung yang megah kades Suedi ucapkan syukur di hadapan para peserta,“Alhamdulillah serangkaian acara dalam 3 hari di tahun ini sudah terlaksana dengan baik dari sholawat dan doa bersama, grebek ayam dengan jumlah 3 ton ayam yang dibantu para juragan ayam dan dermawan yang ada di desa kami, serta pada puncak acara sedekah bumi yang pada hari ini kita kemas dengan kirab budaya dan trakhir malam hari gelaran wayang kulit asli jawa timur semalam suntuk,”pungkasnya.
Menariknya lagi, saat peserta yang sudah melewati batas akhir sesampainya ( finish ) dilapangan Desa Sidowungu, langsung disambut oleh Kades Suedi dan setiap RT menampilkan tema, costum, kreasi, tarian, serta maskot yang berbeda beda. Yang selanjutnya ketua RT diberikan hadiah uang tunai dan Doorprize sebagai bentuk apresiasi terhadap warganya atas kekompakan dan gotong royong yang guyup rukun.
Setelahnya masing masing peserta mengabadikan momen tersebut dengan foto bersama.(tyo)