Panen Raya Semangka Hasil Tumpangsari dengan Tanaman Pace Petani Raih Keuntungan Melimpah
LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Petani desa Sentul, kecamatan Sumbersuko, kabupaten Lumajang baru saja merayakan panen raya semangka hasil dari tumpangsari dengan tanaman Pace. Inovasi pertanian ini terbukti berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta menjadi contoh sukses diversifikasi tanaman di daerah tersebut, Sabtu (03/08/2024).
Sistem tumpangsari yang diterapkan oleh petani mandiri tersebut menggabungkan budidaya semangka dengan tanaman Pace (Morinda citrifolia). Kombinasi ini tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar lahan pertanian. Tanaman Pace yang terkenal dengan manfaat kesehatan dan sebagai tanaman herbal, ditanam di antara barisan semangka. Dengan cara ini, petani mampu menghasilkan dua jenis produk pertanian dari lahan yang sama.
Edi, petani warga Sentul saat diwawancarai awak media mengungkapkan, bahwa panen semangka kali ini sangat memuaskan. “Hasil semangka kami meningkat pesat, umur 55 hari sudah bisa dipanen, dan kami juga bisa menjual buah Pace yang biasanya lebih sulit dibudidayakan secara terpisah. Dengan metode tumpangsari ini, lahan pertanian menjadi lebih produktif dan beragam. Dari hasil Pace bisa dibuat pupuk organik untuk tanaman semangka”, ungkap Edi.
Selain memberikan keuntungan ekonomis, sistem tumpangsari semangka dan Pace juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Tanaman Pace, yang memiliki akar kuat, membantu mencegah erosi tanah dan menjaga kelembapan tanah, sehingga tanaman semangka dapat tumbuh dengan optimal. Selain itu, kehadiran tanaman Pace juga mengurangi penggunaan pestisida, karena Pace memiliki sifat alami yang mampu mengusir hama.
“Ini adalah solusi yang cerdas untuk pertanian berkelanjutan, sistem tumpangsari seperti ini dapat menjadi model bagi petani di daerah lain untuk meningkatkan produktivitas lahan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Dari buah Pace yang masak ini bisa buat pupuk NPK melalui permentasi, dan bisa digunakan untuk memupuk semangka untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia. Organiknya 40 persen kimianya 60 persen, dengan lahan 1,3 hektar bisa menghasilkan 35 ton sampai 40 ton”, ujarnya.
Keberhasilan panen raya kali ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak petani untuk menerapkan teknik tumpangsari, tidak hanya dengan tanaman Pace dan semangka, tetapi juga dengan kombinasi tanaman lain yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Pemerintah daerah bersama penyuluh pertanian juga terus memberikan dukungan dan pelatihan agar teknik ini dapat diterapkan secara luas dan meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah tersebut. (Jwo)