Deklarasi Cak Thoriq Dan Ning Fika Digelar Di Ponpes Darunnajah Petahunan Sebagai Simbol Santri Dan NU
LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Deklarasi Cak Thoriq dan Ning Fika sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Lumajang, yang sudah bersepaham dan bersepakat berpasangan dalam pilkada 2024 periode 2024-2029 di Ponpes Darunnajjah desa Petahunan, kecamatan Sumbersuko, kabupaten Lumajang. Beliau berdua secara resmi mendeklarasikan pencalonan mereka, Minggu (11/08/2024).
Deklarasi tersebut lebih spesifik karena melibatkan para kyai, para alim ulama, mereka hadir turut mendoakan. Beliau yang hadir sebagian besar adalah pengelola madrasah Diniyah, deklarasi hari ini sengaja ditempatkan di pondok pesantren Darunnajah Petahunan sebagai simbol latar belakang mereka berdua seorang santri dan kader NU.
Cak Thoriq dan Ning Fika, secara resmi mendeklarasikan pencalonan mereka di Pondok Pesantren Darunnajjah, Petahunan, kecamatan Sumbersuko, kabupaten Lumajang.
Deklarasi ini dihadiri oleh ribuan simpatisan, tokoh agama, tokoh masyarakat dari berbagai wilayah di kabupaten Lumajang. Pondok Pesantren Darunnajjah yang menjadi tempat deklarasi, yang diasuh oleh KH Khozin Barizhi. Hadir pula dalam deklarasi tersebut, pengasuh ponpes Mifta’ul Ulum Banyuputih Kidul dan pengasuh ponpes Syarifudin Wonorejo. Ponpes Darunnajah dipilih karena memiliki nilai sejarah dan spiritual yang kuat di masyarakat Lumajang.
Dalam sambutannya, H Thoriqul Haq (Cak Thoriq) mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh masyarakat Lumajang. “Kami berdua siap mengemban amanah ini dengan penuh tanggung jawab, pengabdian kami adalah pengabdian yang berlandaskan niat baik, berlandaskan hikmat, dan berlandaskan nilai hormat kepada masyarakat kabupaten Lumajang. Kami telah bersepakat bahwa kabupaten Lumajang kedepan ada keharusan yang mendasar, pertama adalah harus lebih maju, lebih baik, lebih bermanfaat untuk masyarakat kabupaten Lumajang hingga ujungnya adalah membawa kemakmuran”, ujar Cak Thoriq.
“Kami berdua bersepakat dan bersepaham kabupaten Lumajang harus mempunyai pondasi kemakmuran dan kemajuan, artinya kami berkeinginan untuk melanjutkan program-program dari kepemimpinan 5 tahun yang lalu. Mulai melahirkan gratis, ke puskesmas gratis, guru non NIP yang akan kami naikkan kesejahteraannya, yang akan kita naikkan honornya. Santunan kematian yang akan terus dilanjutkan, seragam gratis untuk anak-anak sekolah. Penanganan bencana erupsi Semeru yang baik, pembangunan yang saat sudah mulai merata”, ungkap Cak Thoriq dengan penuh semangat.
Ning Fika, yang mendampingi Cak Thoriq sebagai calon wakil bupati, juga menyampaikan tekadnya untuk fokus pada pemberdayaan perempuan, pendidikan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Bahwa saya bertekad untuk membersamai Cak Thoriq melanjutkan program-programnya berjalan dengan baik, dan tentunya akan melakukan untuk beberapa program yang harus mendapatkan penyesuaian. Berdasarkan pengalaman yang kami jalani di birokrasi selama hampir 10 tahun di Jakarta InsyaAllah saya bersama Cak Thoriq mengawal bagaimana program-program yang sudah disampaikan oleh cak Thoriq akan kami kawal agar program tersebut berjalan sesuai sistem yang sudah kekinian”, terang Ning Fika.
“Jaman sekarang kita dituntut serba cepat, serba digital, semua harus serba mudah, efektivitas yang paling utama untuk masyarakat kabupaten Lumajang. Tentunya kita akan bekerja bersama-sama demi Lumajang makmur dan berkeadilan. Untuk efektivitas kabupaten Lumajang yang harus disesuaikan, tidak harus sistem yang beradaptasi tetapi banyak hal-hal yang lain yang berkaitan yang tidak bisa lepas untuk harus diadaptasi ulang”, pungkas Ning Fika.
Cak Thoriq dan Ning Fika akan bekerja keras untuk memastikan setiap lapisan masyarakat merasakan manfaat dari pembangunan yang merata dan berkelanjutan di Lumajang. Deklarasi ini menandai dimulainya perjuangan pasangan Cak Thoriq dan Ning Fika dalam kontestasi politik Pilkada Lumajang 2024. Pasangan ini dikenal sebagai tokoh muda yang memiliki visi progresif dan telah mendapatkan banyak dukungan dari berbagai kalangan, termasuk ulama dan tokoh masyarakat setempat. (Jwo)