Peristiwa

Fraksi Partai Golkar Tegaskan DLH Jangan Asal Keluarkan Kebijakan Motong Pohon

LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Fraksi Partai Golkar kabupaten Lumajang, dalam hal ini H Suigsan dari komisi B DPRD kabupaten Lumajang menyoroti kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait kebijakan pemotongan pohon di berbagai titik yang dianggap bertentangan dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Suigsan anggota DPRD kabupaten Lumajang komisi B sebagai mitra dari DLH menyatakan keprihatinannya atas maraknya pemotongan pohon yang terjadi di beberapa lokasi strategis di Lumajang. Menurut Suigsan, kebijakan ini bertentangan dengan upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak perubahan iklim.

“Kami melihat adanya ketidaksesuaian antara kebijakan pemotongan pohon dengan tujuan peningkatan RTH di Lumajang. Pohon-pohon yang seharusnya menjadi penyejuk dan peneduh kota justru banyak yang ditebang tanpa alasan yang jelas, artinya, jika ada pemotongan pohon untuk peremajaan jangan asal potong harus banyak belajar. Kalau di Lumajang ini biasanya asal potong tidak punya skillnya motong, setelah dipotong dipangkas malah mati”, ungkap Suigsan.

Fraksi Partai Golkar mendesak Dinas Lingkungan Hidup untuk lebih transparan dalam setiap kebijakan yang diambil serta mempertimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan. “Kenapa seperti itu, karena cara pemangkasannya di musim kemarau total, sehingga tunas yang tumbuh susah akhirnya mati. Di Juanda itu walaupun jalan provinsi, kabupaten Lumajang tidak bisa beralibi ini kewenangan provinsi, tidak bisa seperti itu menjaga pohon-pohon yang ada di kabupaten Lumajang”, tegasnya.

Dikatakan Suigsan, bahwa jalannya memang jalan provinsi, tetapi untuk perawatan pohon yang ada itu tidak ada salahnya kalau kita berkoordinasi baik. “Sekarang jalan Suwandak yang dulunya ijo royo-royo sekarang gersang dan panas, Cara pemotongannya itu ada tehnik sendiri, itupun harus disekolahkan biar ndhak ngawur, kalau ngawur yang rugi siapa?. DLH tidak boleh lempar tanggung jawab, karena yang motong anak Lumajang semua. Itu di Suwandak hancur semua, yang dulunya ijo royo-royo, teduh, enak sekarang apa jadinya…panaaaaaas!!!”, jelas Suigsan.

Selain itu, Suigsan juga mengusulkan adanya penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang untuk menjaga keseimbangan RTH. “Dalam momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, kami berharap pemerintah daerah lebih serius dalam mengelola lingkungan hidup, terutama dalam hal pemeliharaan dan penambahan ruang terbuka hijau yang sangat dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya.

Diakhir katanya, Suigsan menegaskan bahwa di jalur Toga itu termasuk Ruang Terbuka Hijau, untuk Jantung Paru-paru, pemotongannya jangan asal, hancur tanaman-tanaman itu. Suigsan menyarankan agar Lingkungan Hidup banyak belajar, bagaimana kota-kota besar kayak Bandung, Surabaya tidak asal potong, ngawur itu!!!. Menurut Suigsan bukan residonya yang dipikir, cuma cara pemotongannya biar Lumajang tetap indah.

Masyarakat Lumajang turut menyuarakan keprihatinan mereka melalui berbagai platform media sosial, menuntut tindakan konkret dari pemerintah daerah untuk menghentikan kebijakan pemotongan pohon yang dinilai merugikan. Mereka berharap adanya kerja sama yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. (Jwo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close