Youtuber Blitar Dituntut Tutup Chanel Karena Mereview Jelek Desa Maron Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
Teks Foto : YouTuber Pembuat Konten Memberikan Klarifikasi & Permintaan Maaf
BLITAR, DORRONLINENEWS.COM – Seorang youtuber berinisial B asal Desa Panggung Duwet, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar tepaksa menutup akun channel YouTubenya.
Hal ini dilakukan sang youtuber usai mereview kampung tetangganya sendiri yakni Desa Maron Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar.
Dalam review nya, sang youtuber memperlihatkan kondisi perekonomian warga Desa Maron yang cukup baik. Rumah-rumah penduduk di kampung tersebut dikatakan oleh sang youtuber juga cukup mewah.
Namun ditengah kondisi itu, yang sang youtuber menyoroti minimnya fasilitas tempat ibadah di Desa Maron. Sang youtuber itu pun membandingkan antara kondisi rumah warga dengan masjid yang ada di Desa Maron, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar.
Review yang diunggah di akun YouTube itu pun, memicu kegaduhan dan kemarahan warga kampung. Kata-kata sang youtuber dinilai, menghina dan menjelekkan warga Desa Maron.
“Youtuber itu kan dinilai menjelekkan warga Desa Maron jadi warga desa tidak terima,” kata Kapolsek Lodoyo Barat, IPTU Dwi Purwanto, (23/09/23).
Usai unggahannya viral di dua desa itu sang youtuber pun diminta untuk membuat klarifikasi. Bukan hanya itu sang youtuber juga diberikan dua pilihan sebagai sanksi atas ulahnya.
Pilihan pertama, yakni sang youtuber harus menghapus akun channel YouTubenya. Sedangkan pilihan kedua sang youtuber harus membangun rumah ibadah yang di review nya dengan tambahan hukuman pidana.
“Permasalahan dan kegaduhan itu sudah selesai sang youtuber memilih untuk menutup akun channel YouTube nya dan meminta maaf,” tutup Kapolsek Lodoyo Barat.
Dalam klarifikasinya sang youtuber meminta maaf dan mengaku khilaf atas apa yang dilakukannya. Ia pun meminta maaf jika konten berbau agama tersebut menyakiti hati warga Desa Maron Kabupaten Blitar.
Ia berjanji tidak akan lagi mengulangi membuat konten sensitif yang menyinggung warga Desa Maron. Sang youtuber juga berterimakasih karena warga Desa Maron masih memberikan kesempatan kepada dirinya untuk klarifikasi sekaligus menghapus konten yang dibuatnya.
“Saya meminta maaf karena pada Sabtu kemarin saya teleh membuat konten di Wilayah Jatirejo Desa Maron yang khususnya menyangkut tempat ibadah, untuk itu saya berterimakasih karena masih diberikan kesempatan untuk klarifikasi dan saya mengucapkan mohon maaf saya benar-benar minta maaf,” ucap B, youtuber.
Kasus ini pun bisa menjadi pelajaran. Ditengah maraknya media sosial, seorang konten kreator harus paham terlebih dahulu tentang isu SARA yang bisa membuat kegaduhan di masyarakat.
Kini antara sang youtuber dan warga Desa Maron telah saling memaafkan. Warga desa juga meminta agar hal itu tidak diulangi lagi. (Win)