Peristiwa

260 Sapi Di Sampang Di Indikasi Terkena Penyakit PMK

Teks foto : hewan ternak

SAMPANG, DORRONLENENEWA.com – Para pemilik hewan ternak yang ada di Kabupaten Sampang di buat was was dengan mewabahnya Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).

Apalagi dengan adanya kabar terbaru yakni sebanyak ratusan sapi yang terindikasi Positif PMK yang tersebar di 3 Kecamatan,yakni kecamatan Camplong, Sampang dan Kecamatan Pangarengan.

Uce Sugiarti, Koordinator Puskeswan Sampang mengatakan,ratusan sapi yang terindikasi positif PMK di tiga Kecamatan berjumlah kurang lebih 260 ekor sapi.

“120 ekor di Kecamatan Sampang serta Kecamatan Camplong 90 ekor dan 50 ekor di Kecamatan Pangarengan,” kata Uce sapaan akrabnya.

Namun menurut Ucik,adanya penyakit PMK masyarakat tidak usah panik khususnya mereka yang memiliki hewan ternak,karena penyakit ini bisa disembuhkan.

“Kalau ada sapi yang terindikasi PMK, tolong segera menghubungi kepala desa maupun petugas,” katanya.

Disinggung berapa jumlah sapi di Kabupaten yang terindikasi PMK, Uce mengatakan silahkan langsung menghubungi kantor.

“260 ekor sapi yang terindikasi PMK itu yang ada di wilayah kerja kami,yaitu di Kecamatan Sampang, Camplong, dan kecamatan Pangarengan,” katanya.

Disinggung lagi terkait dari ratusan sapi yang sakit, apa ada yang meninggal, kaca Uci sejauh ini belum ada laporan.

Namun sebelumnya ada dua sapi meninggal, setelah saya tanyakan ke pemilik sapi, dua sapi yang meninggal itu terindikasi PMK.

“Kenapa dua sapi sampai meninggal, karena tidak melaporkan ke petugas, karena saat sapi sakit,sapi tidak mau makan dan akhirnya meninggal,” kata Ucik.

Ucik menambahkan,gejala PMK di Kabupaten Sampang ini diketahui sejak 21 Mei 2022 lalu.Tapi saya menghimbau masyarakat jangan panik, PMK ini tidak menular kepada manusia.

Sementara Sunardi warga Desa Banjar Talela Kecamatan Camplong bilang gejala 3 sapi ini mulutnya berbusa, mulut luka, dan kaki juga luka.Selama ini kami mengobati dengan ramuan tradisional,” ucapnya.

Namun kata Sunardi,untuk mendatangkan dokter hewan, dirinya mengakui tidak gratis.

“Tidak apa apa saya bayar,yang penting hewan ternak saya (red-sapi) bisa sembuh ” pungkas Sunardi.(awa)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close