Tinjau Desa Devisa Tenun di Wedani Gresik, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Pendorong Kesejahteraan Masyarakat, Puji Penerapan Communal Branding
Teks foto : Gubernur Khofifah Tinjau Desa Devisa Tenun di Wedani Gresik
GRESIK, DORRONLINENEWS.COM – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi sentra kain tenun dan sarung tenun di Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kab. Gresik (4/2).
Sebagai informasi, Desa Wedani yang dikenal sebagai Desa Sentra Tenun ini merupakan salah satu Desa Devisa yang ada di Jatim. Dimana, Desa Devisa merupakan salah satu program yang dipelopori Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah.
Program Desa Devisa ini salah satunya memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor. Selain di Wedani Gresik, Desa Devisa di Jatim juga terdapat di Desa Kupang Kabupaten Sidoarjo dengan komoditas rumput laut, serta Desa Devisa Agrowisata Ijen – Banyuwangi.
Saat meninjau Desa Wedani, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa program desa devisa ini sangat penting dalam upaya mendorong peningkatan akses pasar dan update desain sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendampingan dan pemberdayaan para pelaku usaha.
“Jadi program Desa Devisa ini sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas produk terutama dalam mendorong pasar ekspor. Para pelaku usaha industri tenun ini tentunya sangat terbantu bagaimana produknya mengikuti trend pasar, menggunakan merk yang sama , tetapi bisa memenuhi kualitas sesuai standard ekspor,” katanya.
“Pada akhirnya dengan adanya pendampingan seperti ini maka ekonomi masyarakat meningkat, dan kesejahteraan juga ikut meningkat,” imbuhnya.
Menurutnya, produk kain maupun sarung tenun yang dihasilkan di Desa Wedani ini telah diekspor ke berbagai negara. Berbagai motif khas tenun dari Desa Wedani seperti songket gunung timbul, goyor, dan corak liris sangat diminati pasar luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah pun memuji penerapan Communal Branding yang dilakukan para pengrajin di desa ini. Dimana, mereka menggunakan merk bersama yakni Wedani Giri Nata (WGN) yang digunakan oleh 61 pelaku industri tenun di Desa ini.
Melalui communal branding, lanjutnya, maka standar dari kualitas akan lebih terjaga. Terlebih ketika ada permintaan produk dalam jumlah yang besar, baik dari pasar dalam negeri maupun luar negeri.
“Ditambah market biasanya punya referensi warna dan desain tersendiri. Pengrajin dituntut mengikuti trend pasar. Dengan communal branding ini akan ada jaminan standar kualitasnya. Desa Devisa Wedani ini bisa dicontoh desa lain dengan ekosistem yang sudah tertata sangat baik dan sinergi yang sangat baik,” katanya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga memuji semangat para pengrajin tenun di Desa Wedani ini dalam membangun sinergitas, inovasi, kreativitas dan jejaring yang luas. Baik jejaring dengan designer, bahan baku, maupun akses pasar yang luas.
“ Mudah-mudahan pengalaman baik desa devisa Wedani ini bisa menjadi inspirasi dan referensi bagi daerah lainnya,” katanya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa tradisi menenun di Jawa Timur merupakan tradisi turun temurun yang harus terus dilestarikan. Di Desa Wedani ini sendiri sudah sampai generasi keempat. Kemudian di beberapa daerah penghasil tenun lainnya di Jatim seperti di Larangan Lamongan dan Bandar Kidul Kediri adalah generasi ketiga.
“Tidak banyak yang tahu bahwa tradisi menenun di Jawa Timur sudah dari generasi ke generasi. Dan saat ini merupakan kesempatan untuk kembali meluaskan pengenalan sekaligus memasarkan seiring dengan suksesnya pemasaran batik Jawa Timur sebagai produk budaya dan kreatif berbagai daerah,” katanya
Ke depan, Khofifah berharap akan semakin banyak desa-desa di Jatim yang akan menjadi Desa Devisa.
“Potensi desa yang ada di Jatim sangat banyak. Potensi ini yang memang harus terus kita gali dan dampingi agar produknya tidak hanya disukai pasar dalam negeri tapi juga luar negeri. Dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat Jatim akan terus meningkat,” pungkasnya. (Lono)