Tim Konselor Bagsumda Polres Lumajang Berikan Trauma Healing Warga Terdampak Gempa Di Tempursari
Teks foto : Tim Konselor Bagsumda Polres Lumajang Berikan Trauma Healing Warga Terdampak Gempa Di Tempursari
LUMAJANG, DORRONLINENEWS.COM – Konselor Bagsumda Polres Lumajang mendatangi tempat para pengungsi akibat dampak gemba 6,1 SR pada Rabu (14/4/2021).
Lokasi sasaran penyuluhan oleh konselor kali ini dilakukan di 4 titik, diantaranya Dusun Ibu Rojo, Dusun Krajan, Dusun Rojopolo, dan Sukosari, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang.
Tim Konselor Polres Lumajang Aipda Rahmad Ari Wibowo dan Briptu Andika Almuhaimin didampingi oleh Kasubbag Kecamatan Tempursari dan Bhabinkamtibmas Desa Kaliuling menuju ketempat warga terdampak Gempa.
“Sasaran awal ini untuk warga yang diduga mengalami trauma akibat kejadian gempa,” kata Kabag Sumda Kompol Khusnul Khotimah melalui Paur Subbag Humas Polres Ipda Andrias Shinta.
Dalam kegiatan ini menurut Shinta, tim konselor melakukan pendekatan terhadap warga yang trauma akibat gempa dengan cara mengajak berkomunikasi untuk meringankan beban trauma.
“Tim konselor memberikan himbauan terhadap 9 ibu hamil agar ibu hamil atau keluarganya mengutamakan keselamatan ibu hamil dan anak yang dikandung,” terangnya.
Bahkan tim konselor juga mengajak warga terdampak untuk kerja bakti membersihkan puing-puing reruntuhan rumah secara gotong royong.
“Selain itu memberikan motivasi kepada warga terdampak agar tetap tenang dan selalu waspada serta selalu berkomunikasi dengan tim penanggulangan bencana,” ungkap Shinta.
Lebih lanjut ia menambahkan, dari hasil kegiatan terlihat warga terdampak gempa telah terpantau mulai bisa adaptasi dengan keadaan. Dan warga bersemangat untuk membersihkan dan membenahi rumahnya yang rusak akibat gempa.
“Warga ditenda darurat memulai aktivitasnya dengan menerima bantuan logistik dan mengelola untuk digunakan mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan anak-anak sudah berani keluar rumah untuk bermain,” ujar Ipda Andrias Shinta.
Bahkan selama kegiatan tim konselor masih menemukan ada beberapa warga yang merasa trauma dan tidak berani menempati tempat tinggalnya dan meminta untuk di relokasi dikarenakan tanah dirumahnya rusak dikhawatirkan longsor.
“Ada juga warga yang tidak mau menempati tenda pengungsian karena enggan meninggalkan tempat tinggalnya dan akses menuju lokasi pengungsian sangat jauh,” terangnya.
“Kegiatan ini berlangsung selama dua hari mulai dari kemarin, dan akan dilaksanakan kembali kedepannya dengan menggandeng Tim Trauma Healing instansi terkait. (Woko)