Peristiwa

Dijanjikan Mau Ditemui Bupati Warga Sumberwuluh Kecewa Menunggu Sampai Sore

Teks foto : Puluhan warga Sumberwuluh saat mendatangi kantor bupati beserta lima orang perwakilannya

LUMAJANG,DORRONLINENEWS.COM – Warga Sumberwuluh yang mengatasnamakan paguyuban Manual Sumberwuluh Bersatu (MSB), merasakan keselamatannya terancam oleh pembuatan tanggul yang tanpa mempertimbangkan keselamatan warga sekitar dan masyarakat Sumberwuluh pada umumnya. MSB mendatangi kantor pemkab Lumajang menemui Bupati dan diteruskan ke polres Lumajang, (23/02/2021).

Berdasarkan pantauan awak media, sekitar puluhan orang masyarakat Sumberwuluh yang mengatasnamakan paguyuban Manual Sumberwuluh Bersatu (MSB) bertandang ke kantor bupati Lumajang. Dengan diwakili Lima orang mereka memasuki kantor bupati dan diterima oleh bagian pelayanan kantor pemkab Lumajang, dalam hal ini mereka paparkan maksud dan tujuannya. MSB mau ketemu bupati untuk mengadukan salah satu CV yang membuat tanggul di aliran sungai wilayah mereka, karena tidak sesuai standard keselamatan masyarakat.

Salah satu dari perwakilan MSB saat dikonfirmasi awak media mengatakan, “Dalam hal ini saya mewakili warga, terkait pembuatan tanggul yang dilakukan CV yang menambang pasir di aliran sungai wilayah dusun Kamarkajang, desa Sumberwuluh, kecamatan Candipuro. Karena tanggul ini meresahkan masyarakat, aliran sungai disumbat jadi airnya meluap ke pemukiman. Makanya ini melakukan pengaduan minta kebijaksanaan dari bupati, saya hanya mewakili masyarakat bagaimana solusinya keselamatan masyarakat itu sendiri”, ungkapnya.

Dalam hal ini MSB juga mengadukan ke polres Lumajang. “Sekalian kita mengadukan hal ini ke kapolres juga, harapan kami biar masalah ini ditangani. Maka kebijaksanaan bupati dan kepolisian bagaimana, karena polisi sebagai pelindung rakyat. Saya minta kebijaksanaannya itu saja”, jelasnya.

Namun kedatangannya di kantor bupati dikatakan bagian pelayanan bahwa bupati masih ada rapat sampai jam 3 sore, bupati akan menemuinya di pendopo kabupaten setelah rapat selesai. MSB melanjutkan misinya ke polres Lumajang, langsung keruang SPKT dan diteruskan keruang Tipidter. Pengaduannya diterima dan disarankan ke dinas Pengairan, karena ini ranahnya Pengairan.

Cukul Widodo salah satu dari perwakilan MSB dan termasuk korban dari meluapnya tanggul saat banjir kepada awak media mengatakan, bahwa dirinya selaku warga Kamarkajang hanya ingin aman saja, selamat saja dari luberan air Semeru. “Semoga pihak-pihak terkait dalam hal ini waktu ada penanggulan sungai itu segera dibongkar, diperbaiki biar warga merasa aman itu saja. Warga tidak ada tuntutan lain-lainya, yang jelas warga ingin aman dari luapan sungai. Kalaupun ada prosedur bangunan atau tanggul-tanggul yang salah harus segera diperbaiki”, ungkap Widodo.

“Dalam pengaduan kita ke polres, disana memang bukan ranahnya kepolisian, karena itu ini menyangkut dinas Pengairan seharusnya kita ke Pemda. Dari desa ke kecamatan, dari kecamatan ke Bupati. Bupati nanti ke dinas-dinas terkait, tapi namanya kita warga yang ndhak tahu hukum, kita warga bodoh tahunya hanya kantor polisi sama pak bupati. Karena pak bupati masih sibuk, kita nanti akan ditemui di Pendopo setelah selesai rapat. Kita bersama teman-teman masih menunggu ini”, jelas Widodo.

Ternyata ditunggu sampai sore bupati tidak kunjung menemui, “Katanya tadi bapak bupati bersedia menemui kita warga dari Sumberwuluh sekitar jam tiga katanya, lha sekarang kita sudah lewat jam tiga ya nunggu aja sementara. Terus gimana nantinya dari pihak sini untuk menindak lanjuti, gimana cara pertemuan kita sama pak bupati. Tadi yang ngomong penerimanya yang didepan, resepsionisnya tadi masuk ke dalam ruangan bupati katanya pak bupati bilang nanti jam tiga disuruh nemui di Pendopo begitu. Sampai sekarang ini belum ketemu, ini kita sangat kecewa nunggu-nunggu mulai dari tadi. Yang penting kita itu ketemu dan menyampaikan uneg-uneg, bisa menyampaikan keluhan-keluhan warga. Kalau ndhak ada tanggapan, kemungkinan warga akan berbondong-bondong datang kesini lagi. Kita beriman hanya perwakilan, H Cukul Widodo, Abdul Gofar, Anam, Nurhadi dan saya sendiri Purwanto”, pungkas Purwanto.

Petugas penjagaan, dalam hal ini Satpol PP saat dikonfirmasi awak media mengatakan, bahwa bupati masih tidur termasuk ajudannya juga tidur.
(Jiwo)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close