Kontraktor Se Jawa Timur Yang Ditunjuk, Lakukan Penandatanganan Kontrak Kerja Dengan BKNI-RI

Teks foto: Penandatanganan kontrak kerja dan penyerahan cek pembebasan lahan
LUMAJANG, DORRONLINENEWS.COM – Badan Ketahanan Nasional Internasional Republik Indonesia (BKNI-RI), gelar Launching Penandatanganan Kontrak dan Pembebasan Lahan untuk program perawatan lanjut usia berbasis wisata ekologi. Dalam hal ini penandatanganan kontrak antara BKNI-RI (PT Surya Atap Logam) dengan kontraktor se Jawa Timur. Acara tersebut digelar di Wisata Hutan “Siti Sundari” desa Burno, kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (27/10/2020).
Ketua Presidium BKNI-RI RM Tri Harsono bersama rombongan dari Jakarta, menggelar acara launching penandatanganan kontrak, dan pembebasan lahan program perawatan lanjut usia berbasis wisata ekologi (Medical Ecotourism Senior Living) Acara yang digelar di lokasi wisata Siti Sundari itu, mengahadirkan jajaran Forkopimka, pemerintahan desa, sejumlah elemen masyarakat juga pemangku agama desa setempat, berikut pihak kontraktor sesuai tema acara, antara BKNI-RI dengan kontraktor se-Jawa Timur.
Di awal acara, setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan sambutan pertama dari pemangku Pura Mandara Giri Semeru Agung, Astono. Dikatakan Astono dalam sambutannya, bahwa dirinya selalu berharap menjalin kebersamaan, saling memelihara antara satu dan yang lainnya. “Dalam hal ini pendekatan budaya memang selalu diutamakan, dan budaya inilah yang nantinya akan membawa kita kedalam harmoni yang pertama harmoni dengan alam, yang kedua harmoni dengan sesama manusia dan harmoni dengan penciptanya. Dan apabila harmoni sudah terjadi maka InsyaAllah Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan kita berkatnya lewat pendekatan budaya. Karena dengan berbudaya, apalagi dengan konsep Launching pada hari ini merupakan sebuah kebanggaan dan mudah mudahan berlanjut”, ungkap Astono.
Kepala desa Burno, Sutondo dalam sambutannya juga mengatakan, bahwa dirinya baru kali ini mendengar BKNI-RI. Sutondo baru tahu BKNI-RI setelah panjang lebar bertanya kepada penyelenggara. “Alhamdulillah desa kami bisa ditempati acara ini, terima kasih juga kami ucapkan kepada penyelenggara. Harapan kami kegiatan ini berdampak baik di kecamatan Senduro, umumnya kabupaten Lumajang”, ujar Sutondo.
Dilanjutkan dengan sambutan perwakilan dari kecamatan yang diwakili kapolsek Senduro Joko Wintoro, dirinya memohonkan maaf camat yang tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan kepada ketua Presidium BKNI-RI. “Saya ucapkan kepada p Tri, bahwa Senduro oleh pemerintah kabupaten Lumajang ditetapkan sebagai kecamatan destinasi wisata. Sehingga kecamatan ini berbenah-benah, kebetulan Siti Sundari ini masih rintisan baru berjalan 3 bulan dan mohon dukungan dari bapak”, ungkap Joko.
Selanjutnya RM Tri Harsono selaku ketua Presidium BKNI-RI menjelaskan, bahwa program yang ia gagas memiliki tujuan diantaranya meringankan beban negara. Program yang menurutnya berat dan sangat sulit ini, perlu dukungan oleh semua pihak tanpa terkecuali, sehingga bisa terwujud dan menghasilkan hasil yang baik.
“Syukur Alhamdulillah, di Lumajang hari ini kita bisa membuktikan dengan memberikan chek tunai. Namun tentunya hal itu akan berproses, karena ini adalah program nasional yang tidak bisa hanya satu wilayah”, ucap Tri Harsono.
Tri Harsono mengajak semua lapisan masyarakat, termasuk awak media, untuk mengawal program yang ia gagas, dari nol dan proses pembangunan infrastruktur, hingga jadi dan mewujudkan manfaat masyarakat sekitar dan bisa menjadi aset bagi kabupaten masing-masing.
Masih kata dia, program yang ia galang sejak Agustus 2019 lalu, hingga saat ini dalam wilayah provinsi Jatim, sudah ada beberapa titik lokasi. Sudah di seleksi kabupatennya dan diindikasi tidak ada masalah, dan akan ditetapkan untuk pembebasan lahannya.
“Jika nanti setelah ditinjau kembali tetap tidak ada masalah, tidak ada tumpang tindih, maka akan dilanjutkan lagi dengan surat perintah dimulai kerja, dengan melibatkan para mitra kerja yang sudah ditunjuk dari sekarang dengan aturan dan adendum secara baik dan bermanfaat. Karena progran ini nantinya diprediksi akan menelan anggaran yang cukup besar, dalam proses pelaksanaannya akan dipantau langsung okeh pusat. Kontraktor daerah atau mitra daerah tidak bisa di lepas begitu saja. Harus didampingi oleh para ahli dari pusat, supaya tidak melanggar hukum”, tegas Tri Harsono.
“Jadi di kawasan yang luasnya 5 Ha itu, akan dibangun sebuah klaster yang basisnya adalah wisata ekologi, dengan konsep kearifan lokal dan akan disesuaikan dengan dinas pariwisata masing-masing dan ini nanti akan melayani para lansia domistik, lokal. Yang tidak ditangani pemerintah, kita tangani dengan menggunakan anggaran subsidi silang dari anggaran lansia internasional, karena lansia internasional itu ada biayanya, sementara kalau lansia domistik anggarannya itu baru diusulkan pada pemerintah yang sah lewat kementerian sosial. Jadi kita dalam program ini tidak menggunakan anggaran negara”, pungkasnya.
Di Lumajang sendiri. Tri Harsono menjelaskan sudah ada tiga titik lokasi yang akan dijadikan obyek programnya. Tiga tersebut diantaranya Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro, Desa Kebonsari. kecamatan Sumbersuko dan Desa Alun-Alun Kecamatan Ranuyoso. (Jiwo/Lono)