Ditengah Pandemi Covid-19, Tidak Membutpat Surut Pembuat Sangkar Burung Dusun Karangasem, Desa Karangsemanding
Teks foto : Sodik dan sangkar burungnya
GRESIK, DORRONLINENEWS.COM
Ditengah Pandemi Covid-19, banyak kalangan dari berbagai sektor banyak yang gulung tikar, namun yang dialami pengusaha sangkar berung, malah bertambah omzertnya. Seperti yang dikatakan Sodik bahwa kesempatan emas ini tidak disia-siakan. Bahkan dirinya kewalahan dengan banyaknya pesanan.
Selain mengubah kebiasaan yang berkembang di desanya, usaha Sodik dalam membuat kerajinan Sangkar Burung juga mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah. Usahanya yang di geluti sejak tahun 1990 tersebut juga mampu melestarikan warisan turun menurun di desanya.
Di Dusun Karangasem, Desa Karangsemanding, Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik mulanya usaha pembuatan sangkar burung, hanya dilakukan oleh 4 karyawan yang dilakukan oleh kaum hawa saja.
Namun kini kebiasaan tersebut perlahan berubah. Sodik lelaki 51 tahun itulah yang berusaha membuat inovasi bahwa lelaki juga dapat ikut membuat sangkar burung. Secuil Sodik saat mengawali perbincangan. Rabu (23/9/2020) pagi.
Sejak 1990 Sodik berusaha untuk memajukan industri kerajinan sangkar burung di desanya dengan bermodal tiga juta, sampai ratusan juta rupiah.
Kerajinan sangkar burung yang dihasilkan Sodik pun bermacam-macam. Mulai dari ukuran 40 cm persegi hingga 80 cm persegi. Kalau pelanggan minta yang lebih besar bisa memesan.
Harganya setiap sangkar burung bervariasi, mulai Rp. 350 ribu hingga Rp. 650 ribu.
Masih Sodik, Dalam berbisnis sangkar burung saya selalu menjaga kualitas dan model-model terbaru, agar nantinya para pelanggan enggan untuk berpaling. Tuturnya.
Usaha Sodik nggak sia-sia. Saat ini dia bisa memeroleh pendapatan hingga Rp 50 juta setiap bulannya. Dan Kerajinan sangkar burung telah dipasarkan hingga ke Surabaya, Jogja, Semarang dan Solo.
Niat Sodik untuk melestarikan kerajinan sangkar burung di wilayahnya nggak hanya diwujudkan dengan membuat produk. Sejak 1990 dia juga membuat beberapa bagian atau golongan, bagi warga yang berminat untuk menjadi pengrajin sangkar burung. Alhamdulillah sekarang jumlah warga yang ada di Desanya telah mencapai 40 orang lho. Dan dalam satu minggu perorangnya bisa menyelesaikan 10 sangkar burung. Terangnya.
Bagian tersebut kita bagi beberapa bagian diantara bagian Pengecetan, pengeboran kayu dan pasang lidi.
Bagian ini sengaja diadakan oleh Sodik agar kerajinan sangkar burung tetap lestari terutama di tangan generasi muda.
“Sayang jika kerajinan sangkar burung yang sudah turun menurun hingga 2 generasi tiba-tiba berhenti di generasi muda,” terangnya.
Perlu diketahui, dalam usaha sangkar burung tersebut, tidak ada bantuan dari pemerintah. Alhamdulillah usaha sendiri, bisa dikatakan murni uang pribadi. (Lono)