Peristiwa

Komandan Lanal Banyuwangi Bersama BBKSDA Jatim Lepas 581 Tukik

Lantamal V Lanal Banyuwangi

Teks Foto : Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Joko Setiyono, S.E., M. Tr. Hanla.,Bersama BBKSDA Jatim Lepas 581 Tukik

 

BANYUWANGI, DORRONLINEnews.com – Dalam rangka melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya alam di area maritim, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Banyuwangi, Lantamal V, Koarmada II Letkol Laut (P) Joko Setiyono, S.E., M. Tr. Hanla., bersama Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim, Purwantono, Staf Bea Cukai Duminica, Pembina dan Pendiri Yayasan Penyu Banyuwangi (Banyuwangi Sea Turtle Foundation) Wiyanto Haditonojo dalam rangka pelepasan 581 ekor tukik / anak penyu jenis lekang ke laut dan edukasi terhadap 10 pendamping Diffable, 10 anak Diffable di Pantai Boom Marina Kelurahan Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Selasa (4/8).

 

Pelepasan 581 ekor tukik tersebut menurut Komandan Lanal Banyuwangi sebagai wujud perlindungan dan pelestarian terhadap konservasi SDA dan edukasi terhadap masyarakat dan anak-anak.

 

Danlanal Banyuwangi mengatakan, “Kami sebagai penegak hukum wilayah laut dan maritim memberikan edukasi terhadap masyarakat dan anak-anak untuk menjaga dan melindungi lingkungan hidup dan sumber daya alam serta melestarikannya, salah satu contohnya memberikan pengetahuan terhadap anak-anak pentingnya melindungi penyu, tukik, telur yang ditemukan dipantai untuk diserahkan ke BBKSDA atau ke anggota kami untuk dilestarikan, dan kami akan menindak tegas bagi pelanggar hukum bagi pelaku ilegal penjualan penyu maupun tukik. ” terangnya.

 

Purwantono mengatakan, “Dari semenjak dini tanamkan cinta terhadap sumber daya alam yang dilindungi dengan memberikan contoh terhadap anak-anak dan masayarakat pada umumnya dengan memberikan penjelasan hewan dan tumbuhan di area maritim apa saja yang dilindungi oleh Negara sehingga kita semuanya turut serta menjaga serta melestarikan keberlangsungannya demi anak cucu kita nantinya, tidak terkecuali sekalipun terhadap anak-anak diffable.” jelasnya.

 

Wiyanto Haditonojo mengatakan, ” Kami bersama BBKSDA serta pelestari lingkungan hidup dan sumber daya alam akan selalu melestarikan penyu-penyu dengan mengumpulkan telur-telur penyu di penangkaran, selama 46 hari telur akan menetas atau 48 hari dan biasanya paling lama sampai 50 hari baru menetas, namun ada juga yang kadang gagal menetas sehingga tidak sampai jadi tukik.” ucapnya. (Pen AL V/Lono)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close