Hasil Temuan Tim Satgas Pangan Sidak Pasar Dan Distributor Ayam Potong
Satgas Pangan Probolinggo
Teks Foto : Tim Satgas Pangan Sidak Pasar Dan Distributor Ayam Potong
PROBOLINGGO, DORRONLINENEWS.com – Tim Satgas Pangan Pemerintah Kota Probolinggo sidak ke penjual ayam potong broiler di Pasar Baru untuk memantau kondisi harga daging ayam yang mengalami lonjakan harga selama beberapa hari terakhir. Diketahui, lonjakan harga ini karena stok ayam potong di tingkat peternak jumlahnya terbatas.
Sidak tersebut diikuti Kepala Dipertahankan Sudiman; Kepala DKUPP Gatot Wahyudi; Kabag Administrasi Perekonomian Wawan Soegyantoro dan perwakilan Polres Probolinggo Kota, Jumat (15/5) siang di Pasar Baru dan distributor ayam potong di kawasan Mayangan.
Pedagang ayam potong di pasar menjelaskan, sebelumnya harga ayam potong broiler berkisar Rp 26 ribu sampai Rp 28 ribu per kilo gram. Namun tiga sampai empat hari lalu, kenaikan mulai merangkak hingga mencapai Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu per kilonya.
“Sekarang baru laku 15 kg (pukul 11 siang), sepi pembelinya. Biasanya kurang dua hari lebaran baru harga naik, ini sekarang sudah naik tinggi. Orang-orang banyak nanya juga kenapa kok naik, ya memang dari kulakannya segitu,” ujar Umi, salah seorang pedagang di Pasar Baru.
Sementara itu, pedagang lainnya juga mengeluhkan sepinya pembeli lantaran harga daging ayam yang naik. Biasanya ia bisa menjual hingga 40 kg daging ayam, sekarang baru sekitar 15 kg yang terjual. “Naiknya itu Rp 3000 – Rp 4000 mulai semingguan ini, dari kulakannya sudah naik,” imbuh Erni.
Di Pasar Baru terdapat kurang lebih 35 pedagang ayam broiler yang mengambil dari berbagai distributor. Di Kota Probolinggo ada 5 distributor yang menyuplai pedagang pasar, yaitu Totok di Mayangan; Edi Santoso di Sumber Taman; Hudi di Jrebeng Lor; Misto Pakistaji dan Sugiono Sumber Wetan.
Kepala Dipertahankan Sudiman mengungkapkan, hasil pemantauan tim diketahui memang ada kenaikan harga di pasar kemudian tim ke distributor. “Kenaikan harga ini karena beberapa hari lalu stok ayam broiler untuk Kota/Kabupaten Probolinggo sampai Lumajang di tingkat peternak terbatas,” ujarnya.
Kepada tim satgas, Totok menjelaskan ia mendapat pasokan ayam broiler dari Jawa Tengah karena stok di peternak lokal sangat terbatas. Jika tidak mengambil dari luar Jawa Timur, Totok menuturkan stok ayam broiler akan kosong seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya.
“Tiga hari lalu seluruh Probolinggo dan Lumajang tidak ada panen. Untungnya ada channel dari Jawa Tengah, kalau tidak begitu tidak ada stok disini. Harga memang agak tinggi karena ayam kiriman itu,” kata Totok.
Melihat kondisi saat ini, lanjut Sudiman, kebiasaan menjelang lebaran kebutuhan ayam potong broiler akan bertambah dan harga akan mengalami kenaikan. Namun ia memastikan tidak ada penimbunan di tingkat distributor.
“Contoh Pak Totok, per hari memotong 750 ekor yang terpotong. Belum dari distributor kurang lebih 5 orang, jadi kita bisa bayangkan ketersediaan ke depan masih aman. Di tingkat petenak di kota/kabupaten sudah mulai mengeluarkan ayamnya kemungkinan akan turun harganya dalam beberapa hari,” jelas Sudiman lagi.
Tim satgas pun mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam berbelanja khususnya ayam broiler. “Agar tidak mengalami lonjakan signifikan dan inflasi bisa dikendalikan. Stok ayam pun akan aman,” imbuh Sudiman. (Woko/Lono)