Pendidikan

Kecewa Ke Pihak Sekolah, Dugaan Kasus Perkelahian Sesama Siswa Di Laporkan Ke Aparat Hukum

Pendidikan sampang

Siswa di depan kantor penyidik Polres Sampang

 

MADURA, DORRONLINENEWS.com – Dugaan  aksi pengeroyokan terhadap murid di salah satu sekolah / yayasan di lembaga pendidikan Kabupaten Sampang berbuntut panjang.

Pasalnya, Jum’at (1/11) siswa yang akrab di sapa Viko di dampingin orang tuanya melaporkan masalah tersebut ke Polres Sampang.

M.A.V.A SMP Kelas VII mengatakan pengeroyokan di lakukan teman temanya itu sudah satu minggu yang lalu.

“Yakni pada hari kamis (24/10) ujarnya saat di temui depan kantor penyidik polres sampang.

Menurutnya, sebelum terjadi pengeroyokan, awalnya dirinya sama teman temanya bercanda di dalam kelas.

“Tapi sampai di dalam kamar, teman temannya langsung mengeroyok dirinya dan itu di lakukan waktu mau sholat Dhuhur berjamaah jelasnya.

Novita Ferianti selaku orang tua mengatakan dari awal kami tidak mau membawa masalah ini ke ranah hukum.

“Karena ini juga menyangkut nama baik sekolah, tapi saya selaku orang tua kecewa ke pihak sekolah.

Sebab, langkah mediasi yang di janjikan oleh pihak sekolah tidak juga di lakukan, padahal kejadiannya sudah satu minggu yang lalu.

“Apalagi anaknya sekarang sudah trauma karena dugaan kekerasan fisik yang di deritanya cukup parah.

Dari pihak lembaga melalui Kepala Sekolah mengatakan akan kejadian itu dirinya mengaku minta ma’af akan adanya peristiwa tersebut.

“Tapi dirinya juga mengatakan sudah melakukan kordinasi dengan orang tua ujar Mashari jum’at (1/11).

Dia juga mengaku mohon ma’af jika orang tua korban punya praduga kami di anggap lamban melakukan langkah mediasi.

“Namun media secara pribadi sudah kami lakukan”. jelasnya.

Sementara itu menurut Saifuddin guru asrama mengatakan itu menurutnya bukan pengeroyokan.

“Karena dari kedua belah pihak siswa sama sama kena pukul”. Tuturnya.

Dia juga mengatakan untuk cedera dekat mata yang di derita korban  itu kena sikut dan itu terjadi saat dalam kelas.

“Tapi saya juga sudah bertanya kepada salah satu siswa bahwasanya yang melakukan pemukulan saat di asrama hanya empat orang”. Katanya.

Memang saat kejadiaan, siswa yang ada di asrama lebih dari sepuluh orang ujar guru asrama ini pungkasnya. (awa/lon)

Komentar

Berita Terkait

Back to top button
Close